Social Icons

TANDA SALIB : "DALAM" ATAU "DEMI" ATAU "ATAS" ....

Setiap kali umat Katolik membuat tanda salib, selalu sambil berkata entah dalam hati maupun dalam suara dengan bibir "Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin!". Buku Tata Perayaan Ekaristi yang baru masih mencantumkan dalam kurung kata lain yang bisa dipergunakan selain "dalam", yaitu "demi" (Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin!). Beberapa orang masih ada yang menggunakan kata "atas" (Atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin!).

APA YANG DIMAKSUD GEREJA TIDAK DAPAT SESAT?

Mengapa Gereja tidak dapat sesat? Karena Gereja terus menerus dibimbing oleh Roh Kudus sehingga Gereja tidak mungkin menyelewengkan wahyu Allah. Dengan kata lain, Gereja meneruskan wahyu Allah secara benar dan tepat. Roh Kudus yang tercurah pada semua anggota Gereja pada saat mereka dibaptis, seluruh warga  Gereja diberi karisma istimewa yang disebut sensus fidei (= naluri iman). Berkat karunia inilah, Gereja tidak dapat sesat, kebal salah.

SEKILAS TENTANG SYAHADAT


Apa yang dimaksud Syahadat? Syahadat adalah rumusan singkat mengenai pokok-pokok keyakinan Kristiani. Dalam Gereja Katolik dikenal dua rumusan, yaitu Syahadat Singkat (Syahadat Para Rasul) dan Syahadat Panjang (Syahadat Nicea-Konstantinopel). Syahadat Para Rasul diawali dengan pernyataan “Aku percaya”, yang dalam Bahasa Latin berbunyi “Credo”. Oleh karena itu Syahadat seringkali disebut Credo.

Karena Syahadat berisi dua belas butir kepercayaan, pada abad IV muncul legenda mengenai asal usul Syahadat Singkat. Diyakini, pada Hari Pentakosta, setelah menerima pencurahan Roh Kudus, para rasul mengucapkan butir-butir keyakinan itu secara berurutan, masing-masing satu butir. Karena itu, syahadat ini disebut Syahadat Para Rasul. Walaupun tidak dapat diterima secara historis, legenda ini mengungkapkan keyakinan bahwa rumusan itu disusun berdasarkan ajaran para rasul.

SALIB SAN DAMIANO



Salib San Damiano diyakini dilukis oleh seorang seniman asal Umbria pada abad ke-12. Alasannya, dari lukisan tersebut nampak pengaruh Siria yang kuat, dan memang berdasarkan fakta sejarah pernah ada biara-biara Siria di wilayah Umbria. Salib itu dilukis di atas kayu kenari yang kulitnya sudah diberi perekat, dan memiliki panjang sekitar 190 cm, lebar  120 cm dan tebal 12 cm. Nampaknya salib ini memang dibuat agar bisa digantung di atas altar Gereja San Damiano karena Sakramen Mahakudus pada masa itu tidak disimpan di gereja-gereja bukan paroki apalagi jika gereja itu sudah ditinggalkan dan rusak parah seperti halnya Gereja San Damiano saat itu.

Setelah Santo Fransiskus Asisi wafat, pada tahun 1257 para Suster Klaris meninggalkan Gereja San Damiano dan pindah ke Gereja San Giorgio dan membawa serta salib itu. Mereka dengan seksama memelihara salib itu selama 700 tahun sebelum akhirnya dipertunjukkan untuk umum. Pada Minggu Suci tahun 1957, Salib San Damiano ditempatkan di atas Altar Kapel San Giorgio di dalam Basilika Santa Klara Asisi agar bisa dilihat secara umum untuk pertama kalinya.

EKARISTI DALAM KITAB SUCI


Ekaristi dengan jelas berakar dalam Injil. Empat kali dikisahkan saat Yesus mengadakannya untuk pertama kali pada malam sebelum wafat-Nya, dalam ketiga Injil, dan ... bukan dalam Injil Yohanes melainkan dalam surat pertama Paulus kepada umat di Korintus. Baiklah kita mulai dengan melihat sinopsis keempat teks itu.

SEJARAH PESTA SALIB SUCI



Dalam penanggalan liturgi Gereja Katolik setiap tanggal 14 September dirayakan Pesta Salib Suci. Pesta Salib Suci (In Exaltatione Sanctae Crucis), sesuai namanya, termasuk kategori pesta (festum),  wajib dirayakan oleh seluruh Gereja Katolik.

Pada awalnya Pesta Salib Suci dimaksudkan untuk memperingati penemuan salib Yesus oleh Santa Helena, ibu Kaisar Romawai Konstantinus pada tanggal 18 Agustus 320. Dikisahkan pada awalnya para penggali menemukan tiga salib, tetapi mereka tak bisa menentukan yang mana salib Yesus dan yang mana salib kedua penjahat yang disalibkan bersama dia. Akhirnya mereka mendapat ide yang cemerlang. Mereka membawa seorang wanita yang sakit dan satu mayat yang sudah akan dikuburkan. Ketiga salib tersebut diletakkan di atas wanita yang sakit dan mayat tersebut. Dua salib yang pertama tidak memiliki kekuatan apa-apa. Sementara ketika salib yang ketiga ditempatkan di atas wanita yang sakit tersebut, wanita itu segera sembuh. Dan ketika salib itu ditempatkan di atas mayat tersebut, ia memiliki hidup kembali. Dari dua kejadian luar biasa ini maka mereka dengan segera mengetahui salib yang mana yang suci. Berita langsung tersebar luas. Orang-orang datang menghormati salib suci tersebut.

PEZIARAHAN YUSUF : MEMPERJUANGKAN PERSAUDARAAN

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik diatas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya (Mzm133:1-3), demikian pemazmur melukiskan indahnya persaudaraan bilamana yang bersaudara hidup rukun dan saling mencintai.

SOSOK IBU DALAM KITAB KEJADIAN DAN KELUARAN

Di dalam teks Kitab Suci Perjanjian Lama yang bernuansa laki-laki (patriarkal), kita masih dapat menjumpai arus balik yang kuat. Arus balik tersebut menegaskan keberadaan perempuan, yang dinyatakan dalam kisah tentang keberanian, kekuatan, iman, talenta dan jasa kaum perempuan. Kisah-kisah tersebut cukup menggoyahkan asumsi dan bias kebapakan yang mendominasi Perjanjian Lama. Dari sejumlah perempuan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, yang patut digarisbawahi adalah sosok ibu. Sekilas sosok ibu bukanlah sosok yang paling menarik dibanding sejumlah besar perempuan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Ibu rupanya dianggap orang yang biasa-biasa saja, bukan pemeran utama kisah Perjanjian Lama. Namun, jika kita lebih mendalami Perjanjian Lama, sosok ibu bukanlah sosok yang biasa-biasa saja. Sebagaimana yang kita kira. Ternyata pengaruh mereka sangat besar. Memang kejadian-kejadian penting dalam tradisi Perjanjian Lama dialami oleh kaum laki-laki. Tetapi di balik kejadian-kejadian tersebut, justru kaum perempuan yang menggerakkan dan mengendalikannya. Sebagai contoh, kisah-kisah keibuan dalam Kejadian Bab 12 dan 36 yang menceritakan bahwa anak-anak yang menjadi terkenal merupakan gambaran diri Israel dan ibu mereka yang bertanggung jawab terhadap pembentukan diri anak-anak tersebut.

APAKAH PARA USKUP ADALAH PENGGANTI PARA RASUL?

Pertama-tama, harus kita bedakan sebutan yang sering kali muncul yaitu “Kelompok Kedua Belas” dan “Para Rasul”. Sebutan yang lebih dulu muncul adalah “Kelompok Dua Belas”, yaitu kelompok orang yang dipilih Yesus semasa hidup-Nya. Mereka dipilih untuk melambangkan pembaharuan Israel. Mereka itu duduk di atas singgasana untuk mengadili 12 suku Israel (Mat 19:28; Luk 22:30). Di situlah sekali Yesus berbicara mengenai pelambangan 12 suku Israel yang diperbaharui oleh “Kelompok Dua Belas”. Mereka merupakan sosok eskatologis, sebagaimana ditunjukkan oleh peranan mereka sebagai hakim yang duduk di atas singgasana surgawi. Hal tersebut diungkapkan oleh Paulus. Paulus melukiskan mereka sebagai kelompok yang aktif dalam informasi sekitar Gereja muda di Yerusalem (1 Kor 15:5). Mereka dianggap sebagai bagian dari pengadilan yang diharapkan terjadi di Yerusalem, di Bukit Zaitun (Kis 1:11-12; Za 14:4-5). Di antara anggota “Kelompok Dua Belas” itu yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul giat bekerja di luar Yerusalem hanyalah Petrus dan Yohanes (Gal 2:1;1 Kor 1:12;9:5).

PELINDUNG DAN PERANTARA HARI ORANG MUDA SEDUNIA KE-28 (22-28 Juli 2013)

PELINDUNG

BUNDA KITA YANG DIKANDUNG TANPA NODA DARI APARECIDA

Pelindung Gereja dan keluarga-keluarga

  • Biografi : Pada tahun 1717, tiga nelayan, dengan cara mereka menebarkan jala mereka untuk menangkap ikan di perairan Sungai Paraíba, menemukan gambar Bunda Kita. Karena banyak mujizat dan peningkatan devosi ia diproklamasikan sebagai santa pelindung Brasil pada tahun 1930 dan beberapa tahun kemudian didirikan untuk menghormatinya, sebuah basilika besar yang menerima jutaan peziarah setiap tahun. Hari Orang Muda Sedunia memanggilnya sebagai pelindung Gereja dan keluarga untuk menghormatinya.
  • Doa : Bunda Allah dan Bundaku, jangan berhenti berdoa untuk keluargaku. Hari ini, aku persembahkan kepadamu! Amin.

MAKNA LOGO HARI ORANG MUDA SEDUNIA KE-28 22-28 JULI 2013

SALIB
Diikenal dengan banyak nama: "Salib Tahun Suci", "Salib Yubileum", "Salib Hari Orang Muda Sedunia", "Salib Peziarah". Banyak orang menyebutnya "Salib Orang Muda" sebagaimana yang diberikan oleh Paus Yohanes Paulus II kepada orang-orang muda di seluruh dunia di segala tempat dan segala usia.

KAIN KAFAN TURIN

Kafan Turin adalah kain yang "dipercayai sebagai" pembungkus mayat Yesus dan kini disimpan dalam gereja di kota Turin, Italia Utara. Panjang kain itu 4,36 m dan lebarnya 1,12 m. Penginjil memberi kesaksian bahwa mayat Yesus dikafani (Yoh. 19:40 par). Dan pada waktu Yesus bangkit, yang tertinggal di makam-Nya hanyalah kain kafan-Nya (Yoh. 20:1-10 par). Sudah lumrahlah bahwa kain kafan Yesus itu dibawa, disimpan dan dihormati oleh para murid-Nya. Tetapi, karena menjadi murid Kristus pada tiga abad pertama sangat susah dan diancam akan dibunuh, maka selama itu pula tak ada berita tentang kain kafan itu.

BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2013 : KELUARGA BERSEKUTU DALAM SABDA



BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2013
KELUARGA BERSEKUTU DALAM SABDA
“Oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk selama-lamanya” (2 Sam 7:29)

GAGASAN PENDUKUNG
Oleh : Paskalis Edwin Nyoman Paska (Lembaga Biblika Indonesia)

PRAKATA
Paus Benediktus XVI melalui Surat Apostolik Porta Fidei (Pintu kepada Iman) mengabdikan tahun 2013 sebagai Tahun Iman. Sang Gembala Gereja Semesta mengajak segenap umat Kristen untuk merefleksikan imannya dan sekaligus mengambil langkah kreatif untuk membangun iman dalam ziarah sepanjang tahun 2013.
Dalam rangka membangun iman yang solid, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak umat Katolik Indonesia mendalami dokumen-dokumen Konsili Vatikan II sebagai dasar pijak yang kokoh untuk terus bertumbuh dalam iman akan Kristus, Sang Penyelamat. Para Bapa Uskup serentak pula mengajak umat untuk menghayati iman dalam respek dan tanggung jawab kepada alam sekitar.

SEKILAS TENTANG PALIUM


Setiap tahun pada tanggal 29 Juni, Gereja Katolik sedunia mempunyai "gawe" penting, Hari Raya Santo Petrus dan Paulus. Banyak uskup yang ditahbiskan pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus. Misalnya, Uskup Agung Emeritus Medan A.G.P. Datubara (1975), Uskup Agung Jakarta Julius Riyadi Kardinal Darmaatmadja (1983) dan Uskup Surabaya Vincentius Sutikno Wisaksono (2007). Dengan demikian, bersamaan dengan hari raya ini di beberapa keuskupan dirayakanlah peringatan ulang tahun tahbisan uskup, sesuai yang diamanatkan oleh Caeremoniale Episcoporum (Tata Upacara Para Uskup). Sebagai tambahan, Paus Benediktus XVI juga ditahbiskan menjadi imam di hari raya ini (1951).

MENGENAL BEBERAPA AJARAN SESAT Dl AFRIKA

Gereja Katolik merupakan suatu Gereja yang satu, kudus dan apostolik. Sungguh suatu karunia yang besar bagi kita karena sampai sekarang Gereja Katolik tetap menunjukkan eksistensinya di dunia ini. Ajaran-ajaran Gereja Katolik tetap kokoh walaupun mendapat rongrongan dari pihak yang anti terhadap Gereja Katolik. Itu terjadi dari sejak Gereja perdana sampai sekarang. Berikut ini ada beberapa ajaran sesat yang pernah muncul di Afrika dan ditentang oleh Gereja Katolik.

EVANGELISASI BARU DALAM MASYARAKAT DENGAN SEMANGAT HOSEA

“menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan menuailah menurut kasih setia” (Hosea 10:12)

Sosok Nabi 
Kitab Nabi Hosea termasuk dalam kelompok kitab Nabi Kecil. Sebutan ‘nabi kecil’ itu bukan karena peranan atau kedudukan nabi yang dikisahkan tidak begitu penting, melainkan karena kitab itu pendek, hanya menyimpan 14 bab dari pewartaan nabi. Dari kitab itu tampillah sosok nabi yang istimewa. Nampaknya nabi yang menjadi pewarta pesan kesetiaan ini berasal dari kera­jaan Utara (Israel). Kitab sendiri tidak memberikan banyak keterangan mengenai nabi yang disebut Hosea itu. Nama Hosea hanya disebut pada awal kitab itu, 1:1 dan 1:2a. Setelah itu nama itu tidak lagi muncul. Nama itu sendiri barangkali sebuah kependekan dari kata hwsh’yh (w), yang berarti ‘Yahwe telah menyelamatkan’ atau ‘Selamatkanlah ya Yahwe’.

Dalam awal kitab tersebut disebutkan juga nama ayahnya yaitu Beeri, tanpa keterangan lain tentang asal usul keluarganya. Dugaan bahwa Hosea berasal dan berkarya di Kerajaan Israel hanya diperoleh dari kekhasan dialek yang digunakan dan umat yang menjadi sasaran pesannya, yang sebagian besar adalah dari penduduk Efraim.

Rupanya tokoh yang ada di balik kitab itu mengenal baik situasi dan kondisi politik serta sosial pada jamannya. Tempat-tempat yang sering disebut dalam pewartaan nabi adalah Samaria, 7:1; 8:5-6; 10:5.7; 14:1, pusat ziarah Betel, 4:15; 12:15 dan Gilgal, 4:15; 9:15; 12:12. Mungkin di tempat-tempat tersebut nabi mengembangkan kegiatan kenabiannya. Nabi meli­hat bahaya kehidupan setempat, yaitu praktek kehidupan penyembahan berhala kesuburan (Baalisme) yang merasuki kehidupan iman umat akan Yahwe. Nampak jelas dari pewartaan yang terdapat dalam kitab itu, bahwa Hosea memiliki kepekaan hati dan ketajaman wawasan iman yang perlu disampaikan kepada umatnya. Ia mengambil sumber-sumber untuk pewartaannya dari tradisi kebi­jaksanaan. Cara pewartaannya menunjukkan bahwa ia mahir menggunakan bahasa yang menarik, tahu dengan baik tradisi sejarah bangsanya, yaitu umat Is­rael.

EVANGELISASI BARU DALAM MASYARAKAT DENGAN SEMANGAT NABI AMOS

“Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air, dan kebenaran seperti sungai-sungai yang selalu mengalir.” (Amos 5:24)

PENGANTAR
Dalam tahun-tahun terakhir ini istilah “evangelisasi baru” berkumandang di mana-mana dan mendorong banyak orang untuk semakin mendalami maknanya. Evangelisasi sama sekali bukanlah kegiatan misioner untuk mewartakan Injil semata-mata dengan tujuan membaptis orang sebanyak-banyaknya, sebagaimana pernah dipahami di masa-masa lalu. Evangelisasi sesungguhnya adalah usaha mewartakan kabar gembira tentang Yesus Kristus kepada umat manusia dalam seluruh aspek kehidupannya (bdk. Evangelii Nuntiandi 14;18). Kalau kini banyak dibicarakan tentang evangelisasi baru, di manakah sebenarnya letak kebaruan ini? Kebaruan itu terletak pada semangat, metode dan ungkapannya.Dalam konteks kita yang tinggal di salah satu negara di Asia, yang rata-rata berkembang dengan irama pembangunan yang cepat, evangelisasi baru ini perlu menemukan ungkapannya dengan mengindahkan nilai-nilai yang diajarkan Injil, sementara melaksanakan pembangunan. Damai sejahtera yang diwartakan Yesus Kristus sendiri tidaklah mempunyai sisi rohani saja, melainkan mencakup seluruh segi kehidupan manusia. Pembangunan yang dilakukan setiap negara juga mempunyai tujuan agar setiap warga negara memperoleh kesejahteraan lahir dan batin sebagai manusia seutuhnya. Kesejahteraan ini tidaklah dimaksudkan bagi segelintir orang saja yang memiliki privilese khusus, melainkan harus diusahakan agar sampai ke segenap orang. Sila kelima dasar negara kita, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” bahkan secara nyata menegaskan hal ini. Oleh karena itu, pembangunan negara harus berarti pula pembangunan keadilan masyarakatnya.

MENGAPA "INJIL" BARNABAS BUKAN INJIL?

Kalau kita buka Kitab Suci Perjanjian Baru, tidak ada yang namanya “injil” Barnabas. Tulisan ini bermaksud menjelaskan secara singkat seluk-beluk apa yang dinamakan “injil” Barnabas. Patut dicatat kitab tersebut disebut injil tetapi dalam tanda kutip, karena kitab itu bukan Injil dalam arti kitab-kitab Injil yang terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.

Naskah-naskah kuno tentang "injil" Barnabas
Terbitan injil Barnabas dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan injil Barnabas yang sudah beredar dalam bahasa asing. Ada tiga terbitan injil Barnabas dalam Bahasa Indonesia: 1. Injil Barnabas, terjemahan J. Bachtiar, jilid ke-l (1969); 2. Injil Barnabas, terjemahan dari Bahasa Arab, oleh Husein Abubakar dan Abubakar Basjmeleh; dan 3. Terjemahan Injil Barnabas, dengan diberi notasi ayat-ayat Qur'an oleh Rahnip M.B.A.

TIMOTIUS : SEJAK KECIL SUDAH AKRAB DENGAN KITAB SUCI


Timotius berasal dari Listra. Ia lahir dari keluarga yang ayahnya seorang Yunani dan ibunya seorang Yahudi (Kis 16:1; 2Tim 1:5). Ia berjumpa dengan Paulus di Listra waktu perjalanan misi yang kedua sekitar tahun 50 (Kis 16:2-4) dan menjadi teman sekerjanya di Asia, Yunani dan Roma. Penyebutan namanya berulangkali dalam surat-suratnya (1Tes 1:1; 1Kor 16:10; 2Kor 1:1; Flp 1:1; Flm 1:1) menandakan betapa besar kepercayaan Paulus kepadanya. Ia disebut kawan sekerja (Rm 16:12), saudara dan hamba Allah dalam Injil Kristus (1Tes 3:2). Ia dipuji (Flp 2:20) dan diberi salam sebagai anakku yang terkasih dan setia dalam Tuhan (1Tim 1:2; 2Tim 1:2; 1Kor 4:17). Semua itu menandakan kehangatan dan keeratan hubungan Paulus dengannya.

SEKILAS TENTANG MINGGU KERAHIMAN ILAHI


Pada tanggal 30 April 2000, bertepatan dengan proses kanonisasi Santa Faustina Kowalska,  Paus Yohanes Paulus II mengumumkan bahwa Hari Minggu Paskah II, hari Oktaf Paskah (hari ke-7 setelah Paskah), sebagai Hari Minggu Kerahiman Ilahi dan Gereja Katolik di seluruh dunia diminta untuk merayakannya. Pemberian nama ini mirip dengan hari oktaf  Natal (hari ke-7 setelah Natal) yang disebut Hari Raya Bunda Allah (1 Januari). Santa Faustina Kowalska adalah seorang biarawati yang mendapat penampakan-penampakan Yesus dan menggalakkan devosi kepada Kerahiman Ilahi.

ADAKAH YANG SALAH DENGAN UCAPAN "HAPPY EASTER"?


Dalam suasana Paskah ini, kita dikejutkan dengan pernyataan bahwa "Easter" adalah perayaan kebangkitan seorang dewa bernama Tamus. Beberapa orang langsung mengganti ucapan mereka menjadi "Happy Passover". Mengapa bisa terjadi demikian?

RELIKWI

Berasal dari kata Latin reliquuiae, yang berarti sebuah benda, bagian dari tubuh, pakaian dan barang lain, peninggalan yang pernah melekat pada orang suci (santo/santa, beato/beata) yang sudah meninggal. Penghormatan pada relikwi ini merupakan praktek yang sangat primordial, dan memiliki banyak kemiripan dengan praktik religius berbagai agama di dunia. Untuk menyebut satu contoh, di Kota Athena, Yunani, peninggalan yang dipercaya dan Oedipus dan Theseus dihormati oleh masyarakat di sana. Di sana-sini praktik ini juga dijumpai dalam agama Buddha.

"COAT OF ARMS" PAUS BENEDIKTUS XVI

Menurut tradisi, seorang Paus diperbolehkan mempunyai lambang dan semboyan (coat of arms) kepausannya yang baru. Terakhir kali yang melaksanakan tradisi ini adalah Albino Kardinal Luciano pada 1978 saat terpilih menjadi Paus Yohanes Paulus I. Penggantinya Karol Kardinal Wojtyla, yang setelah terpilih menjadi Paus mengambil nama Paus Yohanes Paulus II, tetap menggunakan lambang saat ia menjadi Uskup Agung Krakow, Polandia yaitu huruf M yang melambangkan Maria. Semboyannya pun tetap, yaitu kata-kata Maria 'Totus Tuus" (= semuanya bagi-Mu).

"COAT OF ARMS" PAUS FRANSISKUS

Paus Fransiskus telah memilih coat of arms-nya. Coat of arms-nya tidak berbeda jauh dengan yang digunakannya saat ia masih Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. Hanya bagian atas coat of arms-nya diubah untuk mengikuti aturan lambang kepausan, yaitu tambahan latar belakang biru bersama dengan mitra, dua kunci emas dan perak yang bersilangan, dan tali merah, simbol tugas kepausannya, seperti pendahulunya Paus Benediktus XVI.

Lencana Serikat Yesus, ordo di mana Paus Fransiskus menjadi anggotanya, ditempatkan pada bagian atas tengah perisai. Lencana yang paling menonjol tersebut berupa gambar matahari bersinar dengan huruf IHS (= Yesus Penyelamat Manusia) berwarna merah di tengahnya. Sebuah salib diletakkan di atas huruf H dan tiga paku berwarna hitam diletakkan di bawahnya.

PAUS FRANSISKUS : YESUIT BERCITARASA FRANSISKAN

     Tanggal 13 Maret 2013 pukul 19.06 waktu Roma (14 Maret 2013 pukul 00.06 WIB), fumata (asap) putih muncul dari cerobong yang berada di atas Kapel Sistina, sementara bel berbunyi di Lapangan Santo Petrus. Ribuan orang yang sudah menanti sejak 12 Maret 2013 berteriak gembira karena Paus terpilih sudah didapatkan. Mereka bergegas menuju Lapangan Santo Petrus untuk menanti siapakah yang terpilih menjadi Paus yang baru.
Sekitar 45 menit kemudian, di balkon utama Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kardinal-diakon tertua, Jean Louis Kardinal Tauran berkata : "Annuntio vobis gaudium magnum; habemus Papam: Eminentissimum ac Reverendissimum Dominum, Dominum Georgium Marium Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Bergoglio qui sibi nomen imposuit Franciscum" ("Saya mengumumkan kepada Anda suatu kegembiraan besar; kita mempunyai Paus: Yang utama dan terhormat, Jorge Maria Kardinal Gereja Roma yang Kudus Bergoglio yang mengambil baginya nama Fransiskus"). Jorge Mario Kardinal Bergoglio, SJ, Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, terpilih menjadi penerus ke-265 dari Takhta Santo Petrus atau Paus ke-266 sepanjang sejarah kepausan dalam konklaf putaran ke-5.

MENGENAL KONKLAF


Proses pemilihan paus mengalami perkembangan penting sepanjang sejarah Gereja. Sejarah pemilihan paus sudah dimulai sejak pemilihan paus kedua, Santo Linus. Pada masa itu paus dipilih oleh para klerus yang tinggal di sekitar kota Roma hingga tahun 1059. Kemudian pada tahun 1179 Paus Alexander III menyatakan bahwa semua kardinal memiliki suara yang sama dalam pemilihan paus. Paus Gregorius X adalah orang yang pertama kali menggunakan kata “konklaf” pada Juli 1274 ketika ia memutuskan bahwa kardinal harus bertemu dalam sepuluh hari setelah kematian paus dan mereka harus berada dalam pengasingan yang ketat. Sejak abad 16 ditetapkan tata cara pemilihan paus seperti yang digunakan hingga saat ini, yaitu dengan menggunakan pemungutan suara.

BENARKAH ORANG KATOLIK MENYEMBAH PATUNG?

Perkembangan dan pertambahan (dari segi jumlah) umat Katolik dewasa ini cukup mengembirakan. Apakah setiap orang Katolik dewasa sudah memahami benar iman Katoliknya? Mampukah mereka mempertanggungjawabkan iman Katoliknya bila pada suatu saat ada kelompok lain yang mempertanyakannya?
Kenyataan memperlihatkan banyak sekali orang Katolik yang belum memahami secara betul dan benar iman mereka. Kasus-kasus berikut lebih memperjelas sikap iman di atas:

SEKILAS TENTANG KARDINAL



Sejak Paus Benediktus XVI menyatakan pengunduran dirinya pada tanggal 28 Februari 2013, ada sosok yang secara otomatis mulai menarik perhatian banyak orang. Sosok tersebut adalah para kardinal. Karena merekalah yang akan menentukan siapa Paus pengganti dalam konklaf. Tetapi siapakah sebenarnya para kardinal itu? Apakah peran mereka sebatas untuk mengikuti konklaf dan memilih Paus?

SEKILAS TENTANG KAUL DALAM PERJANJIAN LAMA


Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak kaul. Tentu saja ada bermacam-macam maksud dan tingkat peresmiannya, dan juga ada bermacam-macam hal yang dikaulkan. Sebagai contoh, dalam Mazmur terdapat banyak kaul atau biasa disebut "nazar" (misal Mzm 22:26;50: 14;61:6 dst). Ketika seseorang berdoa mohon pembebasan dari penyakit atau lainnya, dan doa ini disertai dengan sebuah janji/kaul sebagai balasannya (persembahan di kenisah dan sejenisnya). Hal ini tidak berarti seperti dagang, ada imbal hasil. Kaul dimaksudkan untuk menekankan kesungguhan doa. Kaul yang sangat terkenal adalah kaul dari Yefta dalam Hak 11:29-40. Ia mengucapkan kaul untuk mengurbankan apa saja yang keluar dan pintu rumahnya apabila ia pulang dengan kemenangan atas orang-orang Amon. Sayang, ketika pulang, anak perempuannyalah yang ia jumpai. Yefta menganggap bahwa ia tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab untuk mengucapkan kaul, karena itu ia melaksanakannya. Dan yang menarik, dalam Perjanjian Lama kaul kemurnian tidak dapat dipahami, karena Israel sangat menghargai karunia anak. Perempuan tanpa anak patut disayangkan (misal : Hana dalam 1Sam 1).

CINCIN NELAYAN

Cincin Nelayan, yang dalam Bahasa Italia dikenal sebagai Pescatorio, adalah sebuah perlengkapan resmi yang digunakan oleh Paus. Cincin ini memiliki ukiran (Italia: basso rilievo) gambar Santo Petrus sedang menjala ikan dari sebuah kapal - sebuah lambang yang berasal dari tradisi bahwa para rasul adalah "penjala manusia" (Mrk1:17). Cincin Nelayan ini adalah sebuah signet (cincin untuk stempel di gumpalan lilin) yang digunakan hingga tahun 1842 untuk menaruh stempel pada dokumen resmi yang ditandatangani oleh Paus.

PENAMPAKAN DALAM PERJANJIAN BARU

Bila orang berbicara tentang penampakan dalam kerangka pikir teologis, yang dimaksudkan ialah pengalaman akan hal yang tidak terlihat dan tidak terdengar - baik itu tentang benda maupun tentang manusia - menjadi terlihat dan terdengar meskipun pada kenyataannya tetap tidak terjangkau oleh kekuatan manusiawi. Kerangka pikir teologis tersebut cukup menjelaskan bahwa penampakan seperti itu mungkin terjadi. Allah tetap bebas menyapa manusia dalam pelbagai cara. Lalu, penampakan seperti itu merupakan karunia Allah bagi manusia yang kemudian tercermin dalam kehidupan manusia itu sendiri.

Tetapi masalahnya, akibat penampakan itu tentu saja tidak sama dengan karya Allah sendiri. Maka sebagai orang Katolik, kita perlu memperhatikan pedoman dasar yang dianut dalam Tradisi Katolik mengenai segala pengalaman religius, termasuk penampakan. Pengalaman religius adalah pengaruh adikodrati karunia Allah. Pengalaman itu harus dibuktikan dalam kehidupan, tidak bisa hanya diandaikan saja, sebagaimana juga pewahyuan menjadi nyata dalam kehidupan.
Mengenai pertanyaan : apakah penampakan itu sungguh terjadi, teologi sebetulnya mengandalkan ilmu-ilmu lain, seperti ilmu jiwa, sosiologi dan sebagainya. Ilmu-ilmu lain itu juga memerlukan keterbukaan akan keyakinan teologis atas adanya rahmat yang dikaruniakan Allah dalam kehidupan ini.

ASAL USUL HARI RAYA PENTAKOSTA

Dalam Im 23:16, ‘limapuluh hari’ menunjuk pada jumlah hari yang dihitung mulai dari persembahan berkas jelai pada permulaan hari raya Paskah. Dan pada hari ke-50 dirayakanlah Hari Raya Pentakosta. Karena 50 hari = 7 minggu, hari itu juga disebut khag syavu’ot atau Hari Raya Tujuh Minggu (Kel 34:22; Ul 16:10). Hari itu menandakan selesainya menuai jelai yang dihitung mulai dari sejak pertama kalinya menyabit gandum (Ul 16:9), dan waktu imam mengunjukkan berkas tuaian itu 'pada hari sesudah sabat itu' (Im 23:11). Hari itu disebut juga khag haqqatsir atau hari raya menuai, dan yom habbikkurim atau hari buah bungaran (Kel 23:16; Bil 28:26). Hari raya itu tidak dirayakan hanya pada zaman Pentateukh, tetapi juga pada zaman Salomo (2Taw 8:13), sebagai hari raya kedua dari ketiga pesta tahunan (bdk Ul 16:16).

MAKNA ASAP DAN KAPEL SISTINA

Sudah sejak lama manusia menggunakan simbol untuk berkomunikasi. Jauh sebelum Masehi, pada zaman Yunani kuno, manusia menggunakan nyala api obor untuk berkomunikasi jarak jauh. Asap sebagai simbol juga dikenal dalam Perjanjian Lama. Tentang kakak-beradik, Kain dan Habel. Kain menjadi petani dan Habel menjadi gembala kambing domba. Suatu waktu, keduanya mempersembahkan korban kepada Yahwe dan dari korban bakaran itu keluar asap. Asap dari korban Kain tegak lurus menghadap ke langit. Sedangkan asap korban persembahan Habel berputar-putar, mengepul di atas permukaan tanah, dan tidak sampai ke langit.

Tapi itulah simbol. Kitab Suci penuh dengan simbol. Apa arti asap dalam persembahan Kain-Habel? Asap yang tegak lurus menghadap ke langit, berarti diterima Yahwe. Bukankah Yahwe bersemayam di atas? Dan atas adalah simbol kuasa? Sementara asap korban Habel tidak sampai ke atas dan tidak berkenan pada Yahwe.

ALLAH TRITUNGGAL MENURUT GEREJA KATOLIK


Iman kepada Allah Tritunggal berarti mengakui adanya satu Allah dalam tiga Pribadi. Gereja Katolik tetap memegang teguh monoteisme, artinya hanya ada satu Allah. Adanya tiga Pribadi ilahi itu tidak sama dengan adanya tiga tiga Allah (triteisme). Memang, kata "Tritunggal" sendiri memang tidak ditemukan dalam Kitab Suci, tetapi isi ajaran imannya murni dianggap dari Kitab Suci. Kiranya isi ajaran iman jauh lebih penting daripada sekedar label atau istilah. Gereja hanya merumuskan ajaran yang sudah ada dalam Kitab Suci dan dihayati Gereja awal. Yang dirumuskan bukanlah suatu kebenaran baru hasil rekayasa.

Ajaran Allah Tritunggal berarti ada hanya satu Allah dengan tiga Pribadi yang benar-benar berbeda satu sama lain. Antara ketiga Pribadi itu ada kesatuan sempurna dalam keallahan sehingga bukannya ada tiga Allah tetapi hanya ada satu Allah. Dalam karya keluar dari diri-Nya, ketiga Pribadi Allah itu selalu bekerja bersama-sama. Meskipun demikian bisa juga dilakukan pembedaan bahwa Allah Bapa lebih dominan dalam penciptaan, Allah Putra lebih berperan dalam penebusan, dan Allah Roh Kudus lebih berperan pada pengudusan. Pembedaan ini tetap tidak menyangkal bahwa ketiga-Nya bekerjasama. Ketiga Pribadi Tritunggal itu tetap pribadi yang berbeda, berlawanan dengan ajaran sesat Modalisme sekitar abad 3. Ajaran modalisme begitu menekankan kesatuan Allah Tritunggal sehingga tidak mengakui perbedaan pribadi Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus sehingga perbedaan melulu pada fungsi saja.

"BIOGRAFI" SINGKAT DAUD

Daud adalah raja terbesar orang Israel. Ia hidup sekitar tahun 1015-975 SM. Daud adalah anak bungsu Isai, orang Benyamin. Ia diurapi sebagai raja secara diam-diam oleh Samuel. Mula-mula Daud adalah pembawa senjata raja Saul. Daud piawai memainkan kecapi sehingga ia bisa mengusir kemurungan raja. Tetapi peristiwa yang sangat lerkenal antara Daud dan Goliat, raksasa unggulan Filistin, mengubah segala-galanya. Ketangkasan dan keterampilan Daud menggunakan umbannya memusnahkan kekuatan dan mematikan raksasa Goliat, adalah awal kerontokan orang Filistin. Jalan sudah terbuka bagi Daud untuk memetik pahala yang dijanjikan Saul, yaitu mempersunting putri raja, dan kebebasan membayar pajak bagi sanak keluarga bapak Daud. Tapi unsur baru mengubah jalannya sejarah. Raja Saul cemburu melihat pejuang Israel yang baru ini. Sewaktu ia pulang dari pertempuran mengalahkan Goliat, kaum perempuan Israel menyongsong dia dengan nyanyian Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa'. Sejak itu maka Saul selalu mendengki Daud.

“RESEP” SEDERHANA MEMBACA KITAB SUCI

Santo Agustinus pernah mengalami keseganan yang sangat saat membaca Kitab Suci. Mengapa ? Ia mengalami frustasi ketika mencoba membaca Kitab Suci yang asing baginya. Baginya Kitab Suci aneh dan tidak karuan, bahkan bodoh dan kasar! Padahal Santo Agustinus bukanlah orang bodoh. Ia sangat pandai dan ambisius. Nah, ternyata orang macam Santo Agustinus bisa mengalami kelesuan dan frustasi dalam membaca Kitab Suci, Ternyata persoalannya bukan pada kepandaian yang membuat seseorang “sulit” membaca Kitab Suci sehingga “alergi” terhadapnya. Jangan-jangan pendapat yang mengatakan Kitab Suci itu sulit tidak berasal dari pengalaman pribadi (setelah membaca sendiri lalu mengatakan bahwa Kitab Suci itu sulit), melainkan berasal dari komentar-komentar orang yang begitu saja diambil alih. Belum mencoba membaca sudah mengatakan sulit! Lalu kalau begitu apa persoalannya ?

KAPAN YESUS WAFAT?

Pertanyaan "kapan sebenarnya Yesus wafat" selalu menarik untuk dibicarakan kendati informasi yang terdapat dalam Injil tidak selalu bisa diperlakukan sebagai data historis. Meskipun demikian, marilah kita untuk menyusun data-data yang kurang lebih pasti.

FUNDAMENTALISME ALKITAB

Kata “fundamentalisme” terdiri dari dua unsur, yaitu “fundamental” dan “isme”. Kata “fundamental” mengacu pada kata “fundamen”, yaitu dasar/asas/alas/pondasi. Jadi “fundamental” searti dengan bersifat dasar/pokok, mendasar.  Sedangkan “isme” dapat diartikan sebagai suatu sistem kepercayaan mutlak berdasarkan apa saja (misal : politik, keagamaan, sosial).

Yang dibicarakan dalam tulisan ini adalah fundamentalisme agama. Kelemahan utama fundamentalisme agama adalah perhatian yang berlebih-lebihan pada sistem ajaran keagamaan ciptaannya sendiri. Kaum fundamentalis begitu sibuk dengan ajaran religiusnya sehingga ajaran itu dijadikan tujuan akhir perjuangan mereka, padahal seharusnya ajaran apa saja hanyalah merupakan sarana belaka untuk mencapai tujuan yang lebih mulia.

BELAJAR DARI PERJANJIAN LAMA, BAGAIMANA MENGAJARKAN KITAB SUCI PADA ANAK SEJAK DINI

Secara garis besar  tahap-tahap pengajaran formal perintah Taurat kepada anak-anak Israel dapat dibagi menjadi :
1. Pada umur 5 tahun :  Mempelajari Kitab Suci (tanggung jawab dan kewajiban setiap keluarga)
  • dimulai dengan membaca dan menuliskan 22 alfabet Ibrani
  • latihan-latihan menyusun kalimat
  • membaca potongan-potongan teks dari gulungan Kitab Suci
  • membaca gulungan Taurat yang utuh

DARI PETRUS HINGGA BENEDIKTUS XVI : PONTIFIKASI TERLAMA DAN TERSINGKAT

Paus Pius IX, paus dengan pontifikasi terlama
Awal pontifikasi paus dalam daftar berikut ditentukan berdasarkan tanggal inagurasinya walaupun  yang bersangkutan belum menjadi uskup pada saat terpilih. Karena pengaruh kuat Kitab Hukum Kanonik selama hampir sepanjang milennium kedua kekristenan, menurut daftar resmi  Vatikan (Annuario Pontificio), awal pontifikasi paus ditentukan berdasarkan tanggal pemilihannya, bukan pada tanggal inagurasinya, meskipun ia belum menjadi seorang uskup. Hal tersebut layak secara kanonik, tetapi tidak secara teologi. Paus adalah Uskup Roma. Ia tidak dapat menjadi Uskup Roma sampai ia ditahbiskan sebagai seorang uskup, jika ia sebelumnya bukan seorang uskup. Sekarang ini, Kitab Hukum Kanonik dan teologi sejalan. Seseorang tidak dapat dianggap menjadi paus sampai ia ditahbiskan sebagai Uskup Roma, jika ia belum menjadi seorang uskup ketika terpilih (kanon 332.1).

DARI PETRUS HINGGA BENEDIKTUS XVI : SERBA-SERBI YANG PERTAMA DAN YANG TERAKHIR

Santo Petrus, paus pertama
Jika kita membaca ‘biografi’ 265 paus sepanjang sejarah (Santo Petrus hingga Benediktus XVI), kita akan mendapati keunikan-keunikan. Bagaikan dua sisi mata uang, kita dapat menangkap adanya kesinambungan (kontinuitas) dalam kepemimpinan Gereja dan juga adanya aroma yang tidak senantiasa sedap berupa penyimpangan yang merusak integritas (diskontunitas) Gereja Kristus dalam sejarah. Yang jelas, Gereja disadarkan bahwa gambaran tentang pemimpin Gereja tidak selamanya putih, jernih dan mulus. Dalam hal ini, para paus memperlihatkan bahwa lembaga Gereja perlu penebusan, mengingat para paus pun manusia biasa. Sejarah penyelamatan Allah bagi umat manusia tetap berjalan, walaupun manusianya penuh dengan “bengkok-bengkok”.

ALKITAB DAN EVANGELISASI BARU



1.       PENDAHULUAN
"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion "Allahmu itu Raja" (Yes 52:7). Begitulah kitab Deutero-Yesaya melukiskan kedatangan bentara Allah yang mewartakan kabar baik bahwa Allah Israel berkenan meraja. Kedatangan pembawa kabar itu kelihatan indah dan menyenangkan sebab yang dibawanya adalah kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah, suatu kerajaan di mana hanya ada sukacita, damai dan keselamatan. Adapun kata kerja "mewartakan kabar baik" yang dipakai dalam teks Ibrani Yes 52:7 adalah bisser. Sedangkan dalam terjemahan bahasa Yunaninya (LXX), kata bisser itu diterjemahkan dengan kata kerja euaggelizomai.
Apa yang dilukiskan dalam Yes 52 ini melambangkan sekaligus mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus, Sang Pembawa Kabar Gembira yang sempurna. Kata kerja "membawa kabar baik" (= euaggelizomai) juga dipakai oleh para penginjil untuk merumuskan misi Yesus di dunia ini. Dialah utusan Allah yang dipenuhi dengan Roh Tuhan untuk "menyampaikan kabar baik (= euaggelizomai) kepada orang-orang miskin..." (Luk 4:18-19). Ketika Yohanes Pembaptis mengutus para muridnya untuk menanyakan apakah Yesus itu Dia yang dinanti-nantikan bangsa Israel, Yesus memberi jawaban demikian: "Pergilah dan beritakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik" (Mat 11:4-5). Jadi, adalah tugas Yesus membawa sukacita kepada mereka yang menyaksikan dan menerima karya dan perkataan-Nya; reaksi normal orang yang mengalami atau melihat karya Yesus adalah memuliakan Allah (bdk. Luk 5:25-26; 7:16; dll).

"PERTOBATAN" MACAM APAKAH YANG DIALAMI SANTO PAULUS?


   Tidak dapat dipungkiri sebagian dari antara kita pasti meyakini bahwa Allah itu ada dan selalu hadir dalam hidup kita sehari-hari. Tetapi jika ditanyakan “apa peran nyata Allah dalam hidup Anda”, bisa jadi banyak orang bingung menjawabnya. Apa ya ? Rupanya kebingungan itu terjadi karena bagi sejumlah orang, hubungan antara Allah dan hidup manusia sering kali tidak cukup mudah untuk dirasakan. Kesannya cuma rutinitas dan alamiah. Dengan atau tanpa penyertaan Allah, roda kehidupan tetap berputar. Peran Allah ? Entahlah.
Dalam Kitab Suci, banyak sekali tokoh iman yang mengalami peran Allah dalam hidup. Peran Allah tersebut terutama dialami sebagai titik balik perubahan hidup mereka. Salah satu tokoh iman yang mengalami peran Allah secara dramatis adalah Santo Paulus ketika ia berada dekat Damsyik. Liturgi Gereja pun secara khusus merayakan peristiwa tersebut setiap tanggal 25 Januari dalam Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul. Tulisan singkat ini mau mencoba menelusuri pengalaman macam apakah yang dialami Santo Paulus? Apakah yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa di dekat Damsyik tersebut? Benarkah Santo Paulus mengalami pertobatan?

"RIWAYAT HIDUP" SANTO PAULUS

Santo Paulus adalah rasul agung dan bentara firman Allah. Ia dulu “menganiaya” Tuhan, tetapi kemudian seluruh hidupnya dipersembahkan bagi Dia. Paulus tetap setia, bahkan sampai mati. Paulus terpanggil mewartakan Injil setelah ia bertobat. Ia mengadakan perjalanan jauh ke daerah-daerah di Asia Kecil dan diperkirakan menempuh jarak sekitar 5000 km! Tak heran ada yang menjulukinya sebagai ‘atlet Allah”.

Sumber utama informasi mengenai “riwayat hidup” Santo Paulus terdapat dalam Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus). Ada satu hal yang perlu diingat : Perjanjian Baru tidak menaruh minat akan “riwayat hidup” Paulus. Akibatnya, jika kita ingin menyusun  “riwayat hidup” Paulus, kita akan menghadapi ketidaklengkapan. Data dari sumber-sumber lain kiranya dapat "menyempurnakan" penyusunan “riwayat hidup” Santo Paulus.

SANTO YOSEF : DALAM TERANG KITAB SUCI DAN AJARAN GEREJA

Santo Yosef adalah seorang ”bisu” bagi kebanyakan orang. Mengapa? Karena sangat sedikit ”data” pribadinya yang dapat diketahui orang. Bahkan dalam Injil pun, tidak didapati satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya! Injil Matius dan Lukas hanya menampilkan Santo Yosef ketika ia sudah bertunangan dengan Maria dan ketika Yesus masih kanak-kanak. Setelah itu, kehidupannya mulai ”tersembunyi”. Tetapi, meskipun kiranya kita sukar mengubur perannya dalam sejarah iman kita. Maka, marilah kita mencoba ”mencari” dia dan memberi tempat dalam hidup kita melalui tulisan singkat ini.

SEKILAS TENTANG KISAH PARA RASUL

Kisah Para Rasul merupakan bagian dari Perjanjian Baru yang ditempatkan sesudah rangkaian Injil. Menurut tradisi, kisah itu ditulis oleh Lukas yang juga menulis Injil ketiga. Nama Lukas ini disebutkan dalam tulisan Perjanjian Baru lainnya, di antaranya dalam Kol 4:14; 2Tim 4:11 dan Flm 24. Ia disebut sebagai teman sekerja Paulus.

APAKAH SANTO YOHANES RASUL ADALAH PENGARANG INJIL YOHANES?

Setiap tanggal 27 Desember Gereja Katolik merayakan Pesta Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil. Lalu siapakah dia sebenarnya? Santo Ireneus (sekitar tahun 200) memberitahukan bahwa Injil ke-4 berasal dari Yohanes, murid yang bersandar pada dada Yesus pada malam Perjamuan Terakhir. Ireneus juga menyebutkan Efesus sebagai tempat penulisannya. Di situ Yohanes hidup sampai masa pemerintahan Kaisar Trayanus (sekitar tahun 98). Karena sewaktu kecil Ireneus telah mengenal Santo Polikarpus, Uskup Smirna dan salah seorang murid Yohanes, maka pernyataan Ireneus ini dapat diterima. Tradisi tersebut sudah tersebar luas dalam abad kedua dan ketiga.

APAKAH INJIL LUKAS (DAN KISAH PARA RASUL) DITULIS OLEH LUKAS?


Sejak pertengahan abad kedua, tradisi - melalui Santo Ireneus – menyatakan bahwa penulis Injil Lukas memang bernama Lukas. Nama “Lukas” (Latin : Lucius) atau “Loukaios” (Latin : Lucianus) memang cukup lazim pada masa itu. Nama itu tiga kali disebut dalam Perjanjian Baru (Kol 4:14; Flm 1:24; 2 Tim 4:11). Dalam Kol 4:14 ia disebut tabib dan sahabat Paulus, sedangkan dalam Flm 1:24 ia disebut teman sekerja Paulus. Tetapi apakah Lukas, teman Paulus tersebut, yang menulis Injil Lukas (dan juga Kisah Para Rasul)? Kemungkinan besar penulis Injil Lukas benar-benar bernama Lukas karena sukar dipikirkan mengapa tradisi memberi nama itu jika memang tidak ada dasarnya. Tetapi ini tidak berarti serta-merta kita dapat berkesimpulan bahwa penulis Injil Lukas adalah Lukas, teman Paulus.

MUKJIZAT TUHAN YESUS

Mukjizat-mukjizat Yesus bisa dipandang dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, kita mencoba membahas beberapa aspek penting dari mukjizat itu. Dengan diharapkan kita bisa mempunyai gambaran yang kurang lebih lengkap tentang mukjizat-mukjizat Yesus.


Yesus dan Mukjizat-mukjizat-Nya

Mukjizat! Tidak bisa dipungkiri bahwa kata itu bak magnet yang mengundang banyak orang untuk memperbincangkan dan mempersoalkannya. Tidak harus dipungkiri bahwa mukjizat bisa kita teropong dari pelbagai macam sudut, baik dalam konteks religius maupun di luar konteks religius. Akan tetapi, di sini mukjizat akan diteropong dari Kitab Suci. Bahwa nanti kita juga akan menyinggung kisah mukjizat dari perspektif lain, itu lain perkara.

MASA NATAL

Masa Natal dimulai dari Ibadat Sore I Hari Raya Natal (Ibadat Harian/Brevir yang didoakan oleh imam/biarawan-biarawati, sebelum Misa Malam Natal yang pertama) yang diikuti dengan Misa Malam Natal pada tanggal 24 Desember. Lalu dilanjutkan dengan Hari Raya Natal yang dirayakan tanggal 25 Desember. Masa Natal terus berlanjut dengan Oktaf Natal yang terdiri dari beberapa Pesta, yaitu Pesta Santo Stefanus, martir pertama (26 Desember), Pesta Santo Yohanes, Rasul Pengarang Injil (27 Desember), Pesta Para Kanak-kanak Suci, martir - Para Kanak-kanak yang dibunuh oleh Herodes (28 Desember), dan Pesta Keluarga Kudus (pada hari Minggu di antara 25 Desember dan 1 Januari, dan jika tidak ada hari Minggu di antaranya maka dirayakan pada 30 Desember). Oktaf Natal ditutup dengan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah (1 Januari yang juga adalah Hari Perdamaian Sedunia). Setelah itu dimulailah Hari Biasa dalam Masa Natal.

BAGAIMANA HUBUNGAN PENTATEUKH DAN PERJANJIAN BARU?

Teks Kitab Suci, menunjukkan bagaimana melalui beberapa tanda-tanda yang kelihatan, para pengarang Perjanjian Baru mencoba memahami Pentateukh (lima kitab pertama dalam Kitab suci) dalam permenungan mereka tentang Yesus Kristus. Berikut adalah beberapa tanda-tanda kelihatan, yang kiranya menarik untuk disimak dan direnungkan.