Social Icons

SEKILAS TENTANG KAUL DALAM PERJANJIAN LAMA


Dalam Perjanjian Lama terdapat banyak kaul. Tentu saja ada bermacam-macam maksud dan tingkat peresmiannya, dan juga ada bermacam-macam hal yang dikaulkan. Sebagai contoh, dalam Mazmur terdapat banyak kaul atau biasa disebut "nazar" (misal Mzm 22:26;50: 14;61:6 dst). Ketika seseorang berdoa mohon pembebasan dari penyakit atau lainnya, dan doa ini disertai dengan sebuah janji/kaul sebagai balasannya (persembahan di kenisah dan sejenisnya). Hal ini tidak berarti seperti dagang, ada imbal hasil. Kaul dimaksudkan untuk menekankan kesungguhan doa. Kaul yang sangat terkenal adalah kaul dari Yefta dalam Hak 11:29-40. Ia mengucapkan kaul untuk mengurbankan apa saja yang keluar dan pintu rumahnya apabila ia pulang dengan kemenangan atas orang-orang Amon. Sayang, ketika pulang, anak perempuannyalah yang ia jumpai. Yefta menganggap bahwa ia tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab untuk mengucapkan kaul, karena itu ia melaksanakannya. Dan yang menarik, dalam Perjanjian Lama kaul kemurnian tidak dapat dipahami, karena Israel sangat menghargai karunia anak. Perempuan tanpa anak patut disayangkan (misal : Hana dalam 1Sam 1).

Dalam Perjanjian Lama kaul dibuat bersyarat (misal dalam kaul Yefta : jika ia pulang dengan kemenangan) dan persembahan kaul biasanya dilakukan di tempat kudus (Hana mempersembahkan Samuel sebagai seorang nazir). Menurut Im 27:1-8, kaul dapat ditebus dengan membayar sejumlah uang. Kurban merupakan cara biasa untuk memenuhi kaul (Im 22:17-30). Kaul tidak boleh dianggap ringan, seperti dikatakan dalam Kitab Pengkhotbah, "Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu! Lebih baik engkau tidak bernazar daripada bernazar, tetapi tidak menepatinya" (Pkh 5:3-4). Narnun, nazar yang dibuat seorang perempuan dapat ditiadakan oleh ayahnya (bagi anak perempuan) atau suaminya (bagi istri), seperti terlihat dalam Bil 30:2-17. Ini menandakan kedudukan wanita yang lebih rendah dalam budaya Timur Dekat kuno.

Sedangkan kaul orang-orang nazir melibatkan tiga janji : berpantang dari anggur dan minuman yang memabukkan, tidak mencukur rambut selama masa nazar, tidak mendekati mayat (supaya tidak najis), meskipun itu anggota keluarga dekat (Bil 6:1-8). Ketiga kewajiban ini harus ditaati secara ketat selama masa kaul, dan orang yang dianggap kudus dipersembahkan kepada Tuhan. Orang nazir yang terkenal adalah Samuel (tampaknya, Hana, ibunya, telah menyerahkan dia kepada Tuhan sebelum kelahirannya sebagai seorang nazir kekal; 1Sam 1:11). Contoh lain adalah Simson (Hak 17:7; lihat 16:17).

Dari sedikit uraian singkat di atas disimpulkan bahwa ada kesamaan dasar : kaul adalah janji yang mengikat untuk melakukan suatu tindakan untuk menghormati Allah. Dan kaul mengikat siapa saja yang mengucapkannya.