Social Icons

"BIOGRAFI" SINGKAT DAUD

Daud adalah raja terbesar orang Israel. Ia hidup sekitar tahun 1015-975 SM. Daud adalah anak bungsu Isai, orang Benyamin. Ia diurapi sebagai raja secara diam-diam oleh Samuel. Mula-mula Daud adalah pembawa senjata raja Saul. Daud piawai memainkan kecapi sehingga ia bisa mengusir kemurungan raja. Tetapi peristiwa yang sangat lerkenal antara Daud dan Goliat, raksasa unggulan Filistin, mengubah segala-galanya. Ketangkasan dan keterampilan Daud menggunakan umbannya memusnahkan kekuatan dan mematikan raksasa Goliat, adalah awal kerontokan orang Filistin. Jalan sudah terbuka bagi Daud untuk memetik pahala yang dijanjikan Saul, yaitu mempersunting putri raja, dan kebebasan membayar pajak bagi sanak keluarga bapak Daud. Tapi unsur baru mengubah jalannya sejarah. Raja Saul cemburu melihat pejuang Israel yang baru ini. Sewaktu ia pulang dari pertempuran mengalahkan Goliat, kaum perempuan Israel menyongsong dia dengan nyanyian Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa'. Sejak itu maka Saul selalu mendengki Daud.

Kadar persahabatan Saul terhadap Daud terus merosot. Akibatnya pahlawan nasional muda itu harus melarikan diri dari sergapan raja yang begitu tega mengancam hidupnya. Ia dicomot dari karir jenjang kemiliteran, dibohongi dalam hal putri yang sudah dijanjikan kepadanya, kemudian dikawinkan dengan putri Saul yang lain, yaitu Mikhal. Persetujuan perkawinan ini sebetulnya dimaksudkan untuk kematian Daud. Usaha Saul lain yang gagal untuk membunuh Daud dengan lembingnya, disusul oleh usaha berikutnya untuk memenjarakan Daud, tapi digagalkan oleh muslihat Mikhal, istri Daud. Hal yang menonjol adalah kedua anak Saul, Yonatan dan Mikhal, menggabungkan diri dengan Daud dan menentang bapak mereka sendiri.

Tahap-tahap berikutnya dalam kehidupan Daud ialah, dia harus terus-menerus lari dari pemburuan Saul, yang timbul dari kedengkian hati yang tidak mengenal belas kasihan. Tidak ada tempat persembunyian bagi Daud yang dapat dipakai untuk waktu yang lama. Nabi, imam bahkan musuh nasional sekalipun tak dapat memberikan perlindungan, dan orang-orang yang membantu dia dihukum secara kejam oleh raja yang sudah menjadi gila itu.

Sesudah luput dari pemusnahan oleh perwira-perwira perang Filistin, Daud membentuk kelompok Adulam, mula-mula sebagai kumpulan para pelarian dari berbagai bangsa, tapi kemudian menjadi kekuatan perang yang menghantam penyerang-penyerang asing, melindungi hasil tanaman dan kambing domba dari kelompok-kelompok Israel yang jauh dan hidup dari kemurahan hati mereka. Salah seorang peternak domba yang kaya bernama Nabal, menolak secara kasar bahwa dia berhutang budi kepada Daud. Peristiwa ini dan memperkenalkan Abigail, yang di kemudian hari menjadi salah seorang istri Daud.

Kemudian Daud meluputkan Saul dari kematian, kebajikan yang timbul dari perpaduan antara kesalehan dan kemurahan hati. Akhirnya, Daud yg tak mampu mematahkan rasa permusuhan raja Saul, berbaik dengan raja Akhis, orang Gat, raja Filistin. Daud beroleh kota perbatasan Ziklag sebagai imbalan karena raja Akhis sewaktu-waktu mempergunakan kelompok perang Daud. Tapi tatkala orang Filistin keluar untuk berperang melawan Saul, perwira-perwira Filistin keberatan Daud ikut karena mereka takut kalau-kalau ia berubah setia.

Sesudah raja Saul meninggal, Daud menanyakan kehendak Allah dan ia dibimbing kembali ke tanah Yehuda, ke daerah sukunya sendiri. Di sinilah dia diurapi menjadi raja oleh teman-teman sesukunya, dan menjadikan Hebron kota kedudukan raja. Pada saat itu umurnya 30 tahun dan memerintah di Hebron 7,5 tahun. Selama 2 tahun pertama pemerintahannya, terjadi perang saudara antara pendukung Daud dan penghuni-penghuni istana Saul, yang menobatkan Esybaal (Isyboset), anak Saul, menjadi raja di Mahanaim. Bisa saja dianggap bahwa Esybaal tidak lebih dari boneka yang dikendalikan oleh Abner, panglima Saul yang setia. Dengan matinya kedua orang ini karena terbunuh, maka berakhirlah perlawanan yang terorganisir terhadap Daud. Ia diurapi menjadi raja atas ke-12 suku Israel di Hebron, dan dari sana segera ibukotanya dipindahkan ke Yerusalem.

Sekarang mulailah masa paling gemilang dalam pemerintahan raja Daud yang berusia lama itu, yang masih akan berjalan selama 33 tahun lagi. Dalam diri Daud terpadu dengan baik sekali keberanian pribadi dengan keterampilan sebagai panglima, dan dengan bakat ini ia memimpin bangsa Israel menundukkan musuh-musuhnya secara teratur — yaitu orang Filistin, Kanaan, Moab, Amon, Aram, Edom dan Amalek — sehingga namanya tertulis dalam sejarah, sama sekali lepas dari arti pribadinya dalam rencana pelepasan Allah.

Pada masa kejayaan inilah Daud terjerumus ke dalam dosa, yang disebut dalam Kitab Suci sebagai 'perkara Uria, orang Het itu' (2 Sam 11). Arti dan makna dari dosa ini, baik ditinjau dari segi kejijikannya yang hakiki maupun dari akibat-akibatnya dalam seluruh sejarah Israel yang menyusul kemudian, tak dapat dilebih-lebihkan, Daud bertobat sampai ke dasar hatinya, tapi perbuatan sudah terlakukan dan terpampang sebagai bukti, bagaimana dosa menghancurkan maksud Allah untuk anak-anak-Nya.

Ratapan Daud yang menyayat hati karena dukacitanya mendengar berita kematian Absalom, adalah suatu gema yang sayup-sayup yang keluar dari lubuk hatinya yang tersiksa karena mengetahui bahwa kematian itu dan banyak lagi kematian lainnya, hanyalah sebagian dari tuaian buah hawa nafsunya dan tipuannya yang ditanamnya puluhan tahun sebelumnya. Pemberontakan Absalom — pada waktu itu kerajaan utara tetap setia kepada Daud — segera disusuli oleh pemberontakan di pihak kerajaan utara yang dipimpin oleh Seba, orang Benyamin. Pemberontakan ini ditumpas oleh Yoab, begitu juga pemberontakan Absalom. Saat-saat menjelang kematian Daud nampak suram, karena rencana Adonia dan Salomo mengenai pewaris takhtanya, dan juga karena ia sadar akan bahaya pertumpahan darah seperti sudah dipraucapkan oleh nabi Natan masih harus terjadi.

Di samping tentara Daud yang siap tempur, yang dikepalai oleh Yoab, saudara sepupunya, masih ada pengawal pribadi yang terutama diambil dari serdadu-serdadu asal Filistin, yang kesetiaannya terhadap Daud tak pernah goyah. Banyak bukti dalam kitab sejarah seperti sudah disinggung, mencatat tentang keahlian Daud dalam mengarang mazmur pujian dan nyanyian ratapan (lihat 2 Sam 1:19-27; 3:33-34; 22; 23:1-7).

Tradisi kuno menyebut Daud 'pemazmur yang disenangi di Israel' (2 Sam 23:1), dan tulisan Perjanjian Lama yang kemudian menyebut peranannya memimpin ibadah musik Israel, membuat alat-alat musik dan keahliannya memakainya dan dalam komposisi nyanyiannya (Neh 12:24, 36, 45-46; Am 6:5). Sebanyak 73 mazmur dalam Alkitab tercatat sebagai 'dari Daud', dan beberapa di antaranya jelas menukil pengertian bahwa Daud sendirilah pengarangnya. Yang paling meyakinkan ialah, Tuhan Yesus sendiri membicarakan paling sedikit satu mazmur yang dikarangnya (Luk 20:42), lalu mengutip dari mazmur itu untuk menerangkan kodrat dari kemesiasan-Nya.