Social Icons

ALLAH TRITUNGGAL MENURUT GEREJA KATOLIK


Iman kepada Allah Tritunggal berarti mengakui adanya satu Allah dalam tiga Pribadi. Gereja Katolik tetap memegang teguh monoteisme, artinya hanya ada satu Allah. Adanya tiga Pribadi ilahi itu tidak sama dengan adanya tiga tiga Allah (triteisme). Memang, kata "Tritunggal" sendiri memang tidak ditemukan dalam Kitab Suci, tetapi isi ajaran imannya murni dianggap dari Kitab Suci. Kiranya isi ajaran iman jauh lebih penting daripada sekedar label atau istilah. Gereja hanya merumuskan ajaran yang sudah ada dalam Kitab Suci dan dihayati Gereja awal. Yang dirumuskan bukanlah suatu kebenaran baru hasil rekayasa.

Ajaran Allah Tritunggal berarti ada hanya satu Allah dengan tiga Pribadi yang benar-benar berbeda satu sama lain. Antara ketiga Pribadi itu ada kesatuan sempurna dalam keallahan sehingga bukannya ada tiga Allah tetapi hanya ada satu Allah. Dalam karya keluar dari diri-Nya, ketiga Pribadi Allah itu selalu bekerja bersama-sama. Meskipun demikian bisa juga dilakukan pembedaan bahwa Allah Bapa lebih dominan dalam penciptaan, Allah Putra lebih berperan dalam penebusan, dan Allah Roh Kudus lebih berperan pada pengudusan. Pembedaan ini tetap tidak menyangkal bahwa ketiga-Nya bekerjasama. Ketiga Pribadi Tritunggal itu tetap pribadi yang berbeda, berlawanan dengan ajaran sesat Modalisme sekitar abad 3. Ajaran modalisme begitu menekankan kesatuan Allah Tritunggal sehingga tidak mengakui perbedaan pribadi Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus sehingga perbedaan melulu pada fungsi saja.


Tentang relasi ketiga Pribadi Allah Tritunggal itu, Gereja Katolik mengajarkan bahwa dari Bapa berasal Putera. Putera "dilahirkan" (Latin : generatio) dari Bapa, dan bukan dijadikan. Karena itu Putera juga bersifat kekal, dan bukan ciptaan. Istilah "Bapa" dan "Putera" jangan dimengerti begitu saja sebagai istilah biologis. Dari Bapa dan Putra "dihembuskan" (Latin : spiratio) Roh Kudus, melalui cinta kasih mereka timbal balik (Mat 10:20; Gal 4:6). Roh Kudus dihembuskan dari Bapa dan Putera.

Sebagai sarana untuk mengerti, Santo Agustinus pernah membandingkan adanya tiga Pribadi dalam satu kodrat Allah dengan pribadi manusia, yaitu bahwa manusia yang satu mempunyai tiga kemampuan : akal budi, kehendak, kasih. Ketiganya bisa dibedakan tetapi ketiga terdapat dalam satu pribadi manusia yang sama. Dan seringkali banyak digunakan perbandingan serupa untuk mengerti Allah Tritunggal. Tetapi perlu diingat, perbandingan-perbandingan tersebut bisa membantu tetapi tidak ada satupun dari perbandingan-perbandingan tersebut yang mampu menggambarkan Allah Tritunggal secara sempurna. Allah Tritunggal adalah suatu misteri agung dan melampaui kemampuan akal budi manusia untuk mengertinya secara tuntas. Credo ut intellegam.