Social Icons

DARI PETRUS HINGGA BENEDIKTUS XVI : PONTIFIKASI TERLAMA DAN TERSINGKAT

Paus Pius IX, paus dengan pontifikasi terlama
Awal pontifikasi paus dalam daftar berikut ditentukan berdasarkan tanggal inagurasinya walaupun  yang bersangkutan belum menjadi uskup pada saat terpilih. Karena pengaruh kuat Kitab Hukum Kanonik selama hampir sepanjang milennium kedua kekristenan, menurut daftar resmi  Vatikan (Annuario Pontificio), awal pontifikasi paus ditentukan berdasarkan tanggal pemilihannya, bukan pada tanggal inagurasinya, meskipun ia belum menjadi seorang uskup. Hal tersebut layak secara kanonik, tetapi tidak secara teologi. Paus adalah Uskup Roma. Ia tidak dapat menjadi Uskup Roma sampai ia ditahbiskan sebagai seorang uskup, jika ia sebelumnya bukan seorang uskup. Sekarang ini, Kitab Hukum Kanonik dan teologi sejalan. Seseorang tidak dapat dianggap menjadi paus sampai ia ditahbiskan sebagai Uskup Roma, jika ia belum menjadi seorang uskup ketika terpilih (kanon 332.1).

DARI PETRUS HINGGA BENEDIKTUS XVI : SERBA-SERBI YANG PERTAMA DAN YANG TERAKHIR

Santo Petrus, paus pertama
Jika kita membaca ‘biografi’ 265 paus sepanjang sejarah (Santo Petrus hingga Benediktus XVI), kita akan mendapati keunikan-keunikan. Bagaikan dua sisi mata uang, kita dapat menangkap adanya kesinambungan (kontinuitas) dalam kepemimpinan Gereja dan juga adanya aroma yang tidak senantiasa sedap berupa penyimpangan yang merusak integritas (diskontunitas) Gereja Kristus dalam sejarah. Yang jelas, Gereja disadarkan bahwa gambaran tentang pemimpin Gereja tidak selamanya putih, jernih dan mulus. Dalam hal ini, para paus memperlihatkan bahwa lembaga Gereja perlu penebusan, mengingat para paus pun manusia biasa. Sejarah penyelamatan Allah bagi umat manusia tetap berjalan, walaupun manusianya penuh dengan “bengkok-bengkok”.

ALKITAB DAN EVANGELISASI BARU



1.       PENDAHULUAN
"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion "Allahmu itu Raja" (Yes 52:7). Begitulah kitab Deutero-Yesaya melukiskan kedatangan bentara Allah yang mewartakan kabar baik bahwa Allah Israel berkenan meraja. Kedatangan pembawa kabar itu kelihatan indah dan menyenangkan sebab yang dibawanya adalah kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah, suatu kerajaan di mana hanya ada sukacita, damai dan keselamatan. Adapun kata kerja "mewartakan kabar baik" yang dipakai dalam teks Ibrani Yes 52:7 adalah bisser. Sedangkan dalam terjemahan bahasa Yunaninya (LXX), kata bisser itu diterjemahkan dengan kata kerja euaggelizomai.
Apa yang dilukiskan dalam Yes 52 ini melambangkan sekaligus mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus, Sang Pembawa Kabar Gembira yang sempurna. Kata kerja "membawa kabar baik" (= euaggelizomai) juga dipakai oleh para penginjil untuk merumuskan misi Yesus di dunia ini. Dialah utusan Allah yang dipenuhi dengan Roh Tuhan untuk "menyampaikan kabar baik (= euaggelizomai) kepada orang-orang miskin..." (Luk 4:18-19). Ketika Yohanes Pembaptis mengutus para muridnya untuk menanyakan apakah Yesus itu Dia yang dinanti-nantikan bangsa Israel, Yesus memberi jawaban demikian: "Pergilah dan beritakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik" (Mat 11:4-5). Jadi, adalah tugas Yesus membawa sukacita kepada mereka yang menyaksikan dan menerima karya dan perkataan-Nya; reaksi normal orang yang mengalami atau melihat karya Yesus adalah memuliakan Allah (bdk. Luk 5:25-26; 7:16; dll).

"PERTOBATAN" MACAM APAKAH YANG DIALAMI SANTO PAULUS?


   Tidak dapat dipungkiri sebagian dari antara kita pasti meyakini bahwa Allah itu ada dan selalu hadir dalam hidup kita sehari-hari. Tetapi jika ditanyakan “apa peran nyata Allah dalam hidup Anda”, bisa jadi banyak orang bingung menjawabnya. Apa ya ? Rupanya kebingungan itu terjadi karena bagi sejumlah orang, hubungan antara Allah dan hidup manusia sering kali tidak cukup mudah untuk dirasakan. Kesannya cuma rutinitas dan alamiah. Dengan atau tanpa penyertaan Allah, roda kehidupan tetap berputar. Peran Allah ? Entahlah.
Dalam Kitab Suci, banyak sekali tokoh iman yang mengalami peran Allah dalam hidup. Peran Allah tersebut terutama dialami sebagai titik balik perubahan hidup mereka. Salah satu tokoh iman yang mengalami peran Allah secara dramatis adalah Santo Paulus ketika ia berada dekat Damsyik. Liturgi Gereja pun secara khusus merayakan peristiwa tersebut setiap tanggal 25 Januari dalam Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul. Tulisan singkat ini mau mencoba menelusuri pengalaman macam apakah yang dialami Santo Paulus? Apakah yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa di dekat Damsyik tersebut? Benarkah Santo Paulus mengalami pertobatan?

"RIWAYAT HIDUP" SANTO PAULUS

Santo Paulus adalah rasul agung dan bentara firman Allah. Ia dulu “menganiaya” Tuhan, tetapi kemudian seluruh hidupnya dipersembahkan bagi Dia. Paulus tetap setia, bahkan sampai mati. Paulus terpanggil mewartakan Injil setelah ia bertobat. Ia mengadakan perjalanan jauh ke daerah-daerah di Asia Kecil dan diperkirakan menempuh jarak sekitar 5000 km! Tak heran ada yang menjulukinya sebagai ‘atlet Allah”.

Sumber utama informasi mengenai “riwayat hidup” Santo Paulus terdapat dalam Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus). Ada satu hal yang perlu diingat : Perjanjian Baru tidak menaruh minat akan “riwayat hidup” Paulus. Akibatnya, jika kita ingin menyusun  “riwayat hidup” Paulus, kita akan menghadapi ketidaklengkapan. Data dari sumber-sumber lain kiranya dapat "menyempurnakan" penyusunan “riwayat hidup” Santo Paulus.

SANTO YOSEF : DALAM TERANG KITAB SUCI DAN AJARAN GEREJA

Santo Yosef adalah seorang ”bisu” bagi kebanyakan orang. Mengapa? Karena sangat sedikit ”data” pribadinya yang dapat diketahui orang. Bahkan dalam Injil pun, tidak didapati satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya! Injil Matius dan Lukas hanya menampilkan Santo Yosef ketika ia sudah bertunangan dengan Maria dan ketika Yesus masih kanak-kanak. Setelah itu, kehidupannya mulai ”tersembunyi”. Tetapi, meskipun kiranya kita sukar mengubur perannya dalam sejarah iman kita. Maka, marilah kita mencoba ”mencari” dia dan memberi tempat dalam hidup kita melalui tulisan singkat ini.

SEKILAS TENTANG KISAH PARA RASUL

Kisah Para Rasul merupakan bagian dari Perjanjian Baru yang ditempatkan sesudah rangkaian Injil. Menurut tradisi, kisah itu ditulis oleh Lukas yang juga menulis Injil ketiga. Nama Lukas ini disebutkan dalam tulisan Perjanjian Baru lainnya, di antaranya dalam Kol 4:14; 2Tim 4:11 dan Flm 24. Ia disebut sebagai teman sekerja Paulus.

APAKAH SANTO YOHANES RASUL ADALAH PENGARANG INJIL YOHANES?

Setiap tanggal 27 Desember Gereja Katolik merayakan Pesta Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil. Lalu siapakah dia sebenarnya? Santo Ireneus (sekitar tahun 200) memberitahukan bahwa Injil ke-4 berasal dari Yohanes, murid yang bersandar pada dada Yesus pada malam Perjamuan Terakhir. Ireneus juga menyebutkan Efesus sebagai tempat penulisannya. Di situ Yohanes hidup sampai masa pemerintahan Kaisar Trayanus (sekitar tahun 98). Karena sewaktu kecil Ireneus telah mengenal Santo Polikarpus, Uskup Smirna dan salah seorang murid Yohanes, maka pernyataan Ireneus ini dapat diterima. Tradisi tersebut sudah tersebar luas dalam abad kedua dan ketiga.

APAKAH INJIL LUKAS (DAN KISAH PARA RASUL) DITULIS OLEH LUKAS?


Sejak pertengahan abad kedua, tradisi - melalui Santo Ireneus – menyatakan bahwa penulis Injil Lukas memang bernama Lukas. Nama “Lukas” (Latin : Lucius) atau “Loukaios” (Latin : Lucianus) memang cukup lazim pada masa itu. Nama itu tiga kali disebut dalam Perjanjian Baru (Kol 4:14; Flm 1:24; 2 Tim 4:11). Dalam Kol 4:14 ia disebut tabib dan sahabat Paulus, sedangkan dalam Flm 1:24 ia disebut teman sekerja Paulus. Tetapi apakah Lukas, teman Paulus tersebut, yang menulis Injil Lukas (dan juga Kisah Para Rasul)? Kemungkinan besar penulis Injil Lukas benar-benar bernama Lukas karena sukar dipikirkan mengapa tradisi memberi nama itu jika memang tidak ada dasarnya. Tetapi ini tidak berarti serta-merta kita dapat berkesimpulan bahwa penulis Injil Lukas adalah Lukas, teman Paulus.

MUKJIZAT TUHAN YESUS

Mukjizat-mukjizat Yesus bisa dipandang dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, kita mencoba membahas beberapa aspek penting dari mukjizat itu. Dengan diharapkan kita bisa mempunyai gambaran yang kurang lebih lengkap tentang mukjizat-mukjizat Yesus.


Yesus dan Mukjizat-mukjizat-Nya

Mukjizat! Tidak bisa dipungkiri bahwa kata itu bak magnet yang mengundang banyak orang untuk memperbincangkan dan mempersoalkannya. Tidak harus dipungkiri bahwa mukjizat bisa kita teropong dari pelbagai macam sudut, baik dalam konteks religius maupun di luar konteks religius. Akan tetapi, di sini mukjizat akan diteropong dari Kitab Suci. Bahwa nanti kita juga akan menyinggung kisah mukjizat dari perspektif lain, itu lain perkara.

MASA NATAL

Masa Natal dimulai dari Ibadat Sore I Hari Raya Natal (Ibadat Harian/Brevir yang didoakan oleh imam/biarawan-biarawati, sebelum Misa Malam Natal yang pertama) yang diikuti dengan Misa Malam Natal pada tanggal 24 Desember. Lalu dilanjutkan dengan Hari Raya Natal yang dirayakan tanggal 25 Desember. Masa Natal terus berlanjut dengan Oktaf Natal yang terdiri dari beberapa Pesta, yaitu Pesta Santo Stefanus, martir pertama (26 Desember), Pesta Santo Yohanes, Rasul Pengarang Injil (27 Desember), Pesta Para Kanak-kanak Suci, martir - Para Kanak-kanak yang dibunuh oleh Herodes (28 Desember), dan Pesta Keluarga Kudus (pada hari Minggu di antara 25 Desember dan 1 Januari, dan jika tidak ada hari Minggu di antaranya maka dirayakan pada 30 Desember). Oktaf Natal ditutup dengan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah (1 Januari yang juga adalah Hari Perdamaian Sedunia). Setelah itu dimulailah Hari Biasa dalam Masa Natal.

BAGAIMANA HUBUNGAN PENTATEUKH DAN PERJANJIAN BARU?

Teks Kitab Suci, menunjukkan bagaimana melalui beberapa tanda-tanda yang kelihatan, para pengarang Perjanjian Baru mencoba memahami Pentateukh (lima kitab pertama dalam Kitab suci) dalam permenungan mereka tentang Yesus Kristus. Berikut adalah beberapa tanda-tanda kelihatan, yang kiranya menarik untuk disimak dan direnungkan.

INDULGENSI

Ajaran Gereja Katolik mengenai Dosa

Setiap dosa mempunyai dua unsur, yakni : kesalahan dan hukuman dosa. Setiap dosa yang dilakukan manusia tidak hanya "melukai" hati Allah, tetapi juga meninggalkan luka-luka rohani pada jiwanya (kecenderungan pada dosa-dosa tertentu). Bagi orang yang melakukan dosa (berat maupun ringan) dan kemudian orang itu bertobat dan mohon ampun, maka Allah akan mengampuni kesalahannya. Tetapi untuk membersihkan jiwanya dari luka-luka rohani itu, Allah memberikan apa yang disebut hukuman sementara. Sedangkan bagi orang yang melakukan dosa berat tetapi ia tidak mau bertobat, maka Allah menyediakan bagi dia hukuman kekal di neraka (terpisah secara definitif dari Allah). Kesimpulannya : jika orang mendapat pengampunan dosa, yang diampuni adalah kesalahannya, sedangkan hukuman sementaranya tidak hilang.

APAKAH MUSA MENULIS TAURAT (PENTATEUKH) ?

Selama berabad-abad yang lampau orang beranggapan bahwa Musa menulis Taurat (Pentateukh). Sampai sekarang pun memang masih banyak orang yang menganggap Musa sebagai pengarang Taurat. Tetapi mulai sekitar abad pertengahan orang mulai meragukannya karena bagaimana ia dapat menulis kematiannya dalam Ulangan bab 34.

COMITES CHRISTI


Dalam liturgi Gereja, beberapa hari setelah Hari Raya Natal (25 Desember) selalu dirayakan pesta beberapa orang kudus, yaitu Santo Stefanus (26 Desember), Santo Yohanes Rasul (27 Desember), Para Kanak-kanak Suci (28 Desember), dan Keluarga Kudus (hari minggu pertama setelah Natal). Mereka itu disebut Comites Christi, artinya para sahabat Yesus. Mereka ini menjadi khusus karena pesta mereka dirayakan langsung sesudah Natal atau dalam oktaf Natal. Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman para Bapa Gereja, misalnya Santo Gregorius dari Nyassa.
Lambang yang sering dipakai untuk menghormati Comites Christi tersebut adalah :

MINYAK LITURGI YANG DIPAKAI DALAM GEREJA KATOLIK

Pernahkah Anda mendengar Misa Minyak ? Mengapa disebut Misa Minyak ? Karena dalam misa ini, uskup memberkati 3 macam minyak yang akan dipakai dalam Gereja selama 1 tahun. Ketiga minyak itu dibagikan kepada para pastor paroki untuk kepentingan umat di paroki masing-masing. Minyak tersebut terdiri dari tiga jenis yang ditempatkan pada wadah yang berbeda dan dibedakan berdasarkan keperluannya.

LAMBANG PARA PENGINJIL

Gambar makhluk hidup bersayap yang merupakan lambang dari para penginjil sering kita jumpai berkat karya seniman Kristen awal, tampaknya telah digunakan pada masa yang sangat awal. Gambar tersebut diambil dari penglihatan Nabi Yehezkiel dan Kitab Wahyu. Tulisan-tulisan Santo Hieronimus pada awal abad kelima, dengan alasan yang panjang lebar, memberikan otoritas pada para seniman memperuntukkan keempat makhluk bagi para penginjil.

MENGENAL ORANG-ORANG MAJUS


Orang-orang majus hanya disebut dalam Injil Matius (2:1-12). Sedangkan Injil lain hanya “membisu”. Maka ada baiknya menggali informasi orang-orang majus dengan bersumber pada Injil Matius. Kata “majus” berasal dari kata Yunani “magos”. Aslinya “magos” berarti seorang imam agama Zoroaster, suatu agama resmi Persia kuno.  Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan Matius bahwa orang-orang majus berasal “dari Timur”. Pada masa Matius menulis Injilnya, di Persia memang pengetahuan astrologi dan astronomi cukup berperan. Heredotus, seorang ahli sejarah di abad 5 SM juga membuktikan adanya peran astrologi yang kuat pada kalangan imam di Persia. Maka tidaklah mengherankan para majus Persia itu mempraktekkan astrologi sebagaimana juga ditampilkan oleh orang-orang majus di dalam Injil Matius yang meninggalkan rumah dan negeri mereka untuk mengikuti bintang. Tetapi pada abad pertama, kata “majus” dapat juga berarti seseorang yang mempraktekkan magis (magic) seperti pengilahian, ramalan nasib, dan sihir. Pada Kis 8:9-24 diceritakan Petrus berlomba dengan Simon Magus, yakni Simon si Magos, seorang penyihir sinis dan oportunis yang menawarkan uang kepada Petrus untuk belajar trik-trik mukjizat yang dibuat oleh Petrus.

SEKILAS TENTANG GAGASAN IMAMAT DALAM PERJANJIAN LAMA

Dalam Perjanjian Baru, kata ”kudus” muncul amat jarang, kecuali dalam frasa ”Roh Kudus”. Oleh karena itu ajakan menjadi kudus bukan gagasan populer dalam Perjanjian Baru. Akan tetapi dalam Perjanjian Lama, ajakan menjadi kudus begitu sentral. Dari ajakan menjadi kudus inilah muncul fungsi imamat dalam masyarakat Israel. Bagaimana duduk perkaranya ? Marilah kita telusuri lebih lanjut.

"BIOGRAFI" ABRAHAM MENURUT KITAB KEJADIAN

Siapakah Abraham ? Bagi orang Yahudi, Abraham adalah bapa leluhur mereka (bdk. Yes 51:2; Mat 3:9; Luk 3:8; Yoh 8:33,39) dan bahkan “bapa termasyhur dari banyak bangsa” (Sir 44:19). Abraham tidak hanya menjadi bapa leluhur Israel, tetapi bapa leluhur Yesus Kristus pula : “Inilah (buku) silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” (Mat 1:1). Abraham oleh Santo Paulus dikatakan sebagai pendahulu kita dalam iman, bapa semua orang beriman, baik yang tak bersunat maupun yang bersunat (bdk. Rm 4:1-25). Barangsiapa yang hidup dari iman, dia adalah anak Abraham dan akan diberkati bersama dengan Abraham yang beriman itu (Gal 3:7-9).

DOGMA "MARIA BUNDA ALLAH"

Apakah Allah punya ibu ? Dalam arti apakah Maria itu disebut Bunda Allah? Bagaimana sebenarnya duduk perkaranya ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tetap menjadi suatu tanda tanya besar bagi umat Katolik yang mau meningkatkan devosi mereka kepada Bunda Maria. Apalagi kadang kala devosi umat Katolik melewati batas wajar, seolah-olah Maria menyingkirkan Yesus, bahkan Allah sendiri. Padahal Maria, seperti digambarkan Perjanjian Baru, mengaku dirinya adalah hamba Allah yang hina dina (Luk 1:38,48).