Social Icons

MENGENAL ORANG-ORANG MAJUS


Orang-orang majus hanya disebut dalam Injil Matius (2:1-12). Sedangkan Injil lain hanya “membisu”. Maka ada baiknya menggali informasi orang-orang majus dengan bersumber pada Injil Matius. Kata “majus” berasal dari kata Yunani “magos”. Aslinya “magos” berarti seorang imam agama Zoroaster, suatu agama resmi Persia kuno.  Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan Matius bahwa orang-orang majus berasal “dari Timur”. Pada masa Matius menulis Injilnya, di Persia memang pengetahuan astrologi dan astronomi cukup berperan. Heredotus, seorang ahli sejarah di abad 5 SM juga membuktikan adanya peran astrologi yang kuat pada kalangan imam di Persia. Maka tidaklah mengherankan para majus Persia itu mempraktekkan astrologi sebagaimana juga ditampilkan oleh orang-orang majus di dalam Injil Matius yang meninggalkan rumah dan negeri mereka untuk mengikuti bintang. Tetapi pada abad pertama, kata “majus” dapat juga berarti seseorang yang mempraktekkan magis (magic) seperti pengilahian, ramalan nasib, dan sihir. Pada Kis 8:9-24 diceritakan Petrus berlomba dengan Simon Magus, yakni Simon si Magos, seorang penyihir sinis dan oportunis yang menawarkan uang kepada Petrus untuk belajar trik-trik mukjizat yang dibuat oleh Petrus.

Dugaan bahwa orang-orang Majus itu adalah para astrolog Persia ditunjang oleh fakta berikut. Jika kita menyimak seluruh Injil Matius, kentara sekali bahwa Matius tentunya memiliki Kitab Suci Ibrani di benaknya. Dalam hal mengungkapkan jati diri orang-orang majus, Matius pasti teringat seorang penglihat yang bernama Bileam. Bileam telah menyanggupi keinginan seorang raja kafir untuk mengutuk umat Israel, tetapi seekor keledai yang dapat berbicara dan seorang malaikat dengan pedang terhunus telah mengubah pikirannya (Bil 22:22-35). Dia memberkati Israel dan meramalkan bahwa “sebuah bintang akan terbit dari Yakub (Bil 24:17). Dengan Bileam dan nubuatnya, Matius mengaitkan bintang dengan penglihatnya, yaitu orang-orang Majus. Dan secara tidak langsung, Matius mengungkapkan bahwa orang-orang majus adalah para astrolog dari dunia bukan Yahudi. Matius didukung oleh Philo (20 SM-50 M), seorang ahli Yahudi diaspora yang berasal dari Aleksandria. Philo menyebut Bileam sebagai seorang magos, yang menguatkan kaitan antara penglihat kafir dan orang-orang majus.

Selain itu, Matius juga pasti ingat nubuat dari Mzm 72:10-11 : "… kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Sheba dan Seba menyampaikan upeti. Kiranya semua raja sujud menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa menjadi hamba-Nya!". Yesaya juga menubuatkan persembahan-persembahan: “Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN” (Yes 60:6). Oleh karena itu, banyak orang menampilkan mereka sebagai raja, dan menyatakan bahwa mereka ada tiga karena ada tiga berdasarkan kawasan mereka berasal dan pemberian mereka kepada bayi Yesus.

Namun sebenarnya tradisi awal Gereja tidak secara konsisten menyebutkan demikian. Memang para Bapa Gereja Barat, seperti Origenes, Santo Leo Agung dan Santo Maksimus dari Turin, menyatakan ada tiga orang majus. Namun pada karya seni Kristen di Roma yang ada di kuburan Santo Petrus dan Santo Marselinus menggambarkan dua orang majus, sedangkan di kuburan Santa Domitila, empat orang majus dan dalam tradisi Gereja Timur, beragam jumlahnya.

Tiga orang majus yang sekarang ini dikenal dalam Gereja Katolik Roma berasal dari tradisi sejak abad 7. Mereka diberi nama Melkior, Kaspar dan Baltasar. Santo Bede (735) menulis tentang hal ini dalam Excerpta et Collectanea, "Orang majus adalah mereka yang memberikan persembahan-persembahan kepada Allah. Yang pertama dikatakan bernama Melkior, seorang yang tua dengan rambut putih dan jenggot yang panjang… yang mempersembahkan emas kepada Tuhan sebagai raja. Yang kedua bernama Kaspar, muda dan tidak berjenggot, berbintik-bintik kemerahan… dengan persembahan kemenyan, persembahan yang ditujukan kepada Sang Ilahi. Yang ketiga, berkulit hitam dan berjenggot lebat, bernama Baltasar… dengan persembahan mur yang menandai bahwa Anak Manusia itu yang akan wafat". Sedangkan menurut Gereja Timur nama mereka beragam. Misal: Hor, Karsudan, Basanater (Ethiopia). Kagpha, Badadakharida, Badadilma (Armenia). Larvandad, Gusnasaph, Hormisdas (Siria). Menurut tradisi Gereja Siria di Irak, jumlah mereka dua belas. Mereka terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan persembahan yang dibawa. Emas dibawa Arvandid bin Artiban, Hormsad bin Satros, Gusnasab bin Gunafar, Arshak bin Makrus. Mur dibawa Zarandar bin Warzud, Akreho bin Kesro, Arbachas bin Kolite, Ashtankakodon bin Shesran. Kemenyan dibawa Mahros bin Kohram, Aksherosh bin Kashan, Sadlak bin Baldan, Marodak bin Bildad.

Suatu kutipan dari penanggalan para kudus abad pertengahan yang dicetak di Cologne, Jerman, mencatat tanggal pesta ketiga orang majus tersebut. Kutipan itu berbunyi, “Setelah mengalami banyak pencobaan dan kelelahan demi Injil, ketiga orang bijaksana tersebut bertemu di Sewa, Sebaste, Armenia, pada tahun 54 untuk merayakan Natal. Kemudian, setelah Perayaan Misa, mereka wafat: Santo Melkior pada tanggal 1 Januari, dalam usia 116 tahun; Santo Baltasar pada tanggal 6 Januari, dalam usia 112 tahun; dan Santo Kaspar pada tanggal 11 Januari, dalam usia 109 tahun”. Martirologi Romawi juga mencatat tanggal-tanggal di atas sebagai pesta masing-masing majus.

Kebanyakan para Bapa Gereja menyatakan orang-orang majus berasal dari Persia. Dalam salah satu gereja di Betlehem ada mozaik yang menggambarkan orang-orang majus dengan pakaian Persia. Berkat gambar mozaik itu, gereja tersebut luput dari pembakaran dan penghancuran orang-orang Persia yang membumihanguskan Betlehem sekitar tahun 614. Tetapi ada juga yang berpendapat orang-orang majus berasal dari Babilonia/Babel karena orang-orang Babel dikenal sebagai ahli bintang ketika orang-orang Yahudi dibuang ke Babel. Ada pula pendapat tertua yang mengatakan bahwa orang-orang majus berasal dari padang gurun Arab karena Perjanjian Lama sering menyebut orang-orang yang datang dari gurun Arab dengan orang-orang dari Timur dan bawaan orang-orang majus (emas, mur, kemenyan) merupakan jenis-jenis hadiah yang sering dihubungkan dengan barang bawaan unta dari daerah Midian, sebelah barat daya Arab (bdk Yes 60:6; Mzm 72:15). Malahan ada yang mengaitkan mereka mewakili tiga ras utama umat manusia, yakni ras Sem, Ham dan Yafet (Kej 10:1-32).

Akhir kata, meskipun sebagian misteri tentang jati diri orang-orang majus tetap tak terungkap, Gereja menghormati sembah sujud mereka kepada bayi Yesus. Konsili Trente, ketika menekankan penghormatan yang patut diberikan kepada Ekaristi Kudus memaklumkan, “Umat beriman Kristus menghormati Sakramen Mahakudus ini dengan penyembahan latria yang diperuntukkan bagi Allah yang benar. Sebab dalam sakramen ini kita percaya bahwa Allah yang sama hadir, yang diutus Bapa yang kekal ke dalam dunia dengan mengatakan, `Biarlah segenap malaikat Allah menyembah-Nya.' Dialah Allah yang sama yang para majus sujud menyembah, dan akhirnya, Allah yang sama yang dipuja para rasul di Galilea seperti dicatat dalam Kitab Suci” (Dekrit tentang Sakramen Mahakudus, 5).

Dengan merayakan Hari Raya Natal dan Hari Raya Penampakan Tuhan, kita pun patut sadar akan kewajiban kita untuk bersembah sujud kepada Kristus melalui doa, sembah bakti, dan perbuatan-perbuatan baik serta kurban. Santo Gregorius Nazianze (wafat 389) menyampaikan khotbahnya, “Marilah kita tinggal dalam sembah sujud; dan kepada Dia, yang, guna menyelamatkan kita, merendahkan Diri hingga ke tingkat kemiskinan yang begitu rupa dengan menerima tubuh kita, marilah kita mempersembahkan tidak hanya kemenyan, emas dan mur…, melainkan juga persembahan-persembahan rohani, yang lebih luhur daripada yang dapat dilihat dengan mata” (Oratio, 19).

Referensi :
•    Rahasia di Balik Kisah Natal – Surip Stanislaus, OFMCap.
•    Palungan menyingkap kisah kelahiran – Joseph F. Kelly