Gambar makhluk hidup bersayap yang merupakan
lambang dari para penginjil sering kita jumpai berkat karya seniman
Kristen awal, tampaknya telah digunakan pada masa yang sangat awal.
Gambar tersebut diambil dari penglihatan Nabi Yehezkiel dan Kitab Wahyu.
Tulisan-tulisan Santo Hieronimus pada awal abad kelima, dengan alasan
yang panjang lebar, memberikan otoritas pada para seniman memperuntukkan keempat makhluk bagi para penginjil.
SANTO MATIUS digambarkan sebagai manusia bersayap (Inkarnasi), karena Injilnya dimulai dengan silsilah Yesus sebagai manusia (Mat 1:17). Sifat manusiawi Yesus lebih ditonjolkan dari sifat ilahi-Nya.
SANTO MARKUS digambarkan sebagai singa bersayap (Kebangkitan), karena Injilnya dimulai dengan misi Yohanes Pembaptis, "suara yang berseru-seru di padang gurun" (Mrk 1:3). Markus juga menyatakan daya kekuatan Allah yang ada di dalam Yesus, tetapi daya kekuatan itu tidak tampak karena Ia harus memikul beban dosa umat manusia.
SANTO LUKAS digambarkan sebagai lembu bersayap (Penderitaan), karena Injilnya dimulai dengan Zakaria yang (sementara) tidak bisa omong (Luk 1:20). Seperti sapi yang adalah hewan yang lemah lembut, Lukas menampilkan Yesus sebagai yang lemah lembut bagi manusia, terutama yang lemah.
SANTO YOHANES digambarkan sebagai rajawali (Pengangkatan), karena Injilnya dimulai dengan pengantar berteologi tinggi (Yoh 1:1-18). Injinya menekankan ke-Allah-an Yesus seperti rajawali yang dapat terbang tinggi, agar orang dapat melihat siapa sebenarnya Yesus.
Sedulius, seorang imam dan penyair dari abad kelima, mengungkapkan hal yang sama: "Hoc Matthæus agens, Hominem generaliter implet: Marcus ut alta fremit vox per deserta Leonis: Jura sacerdotis Lucas tenet ore Jubenci: More volens Aquilæ verbo petit Johannes".
SANTO MATIUS digambarkan sebagai manusia bersayap (Inkarnasi), karena Injilnya dimulai dengan silsilah Yesus sebagai manusia (Mat 1:17). Sifat manusiawi Yesus lebih ditonjolkan dari sifat ilahi-Nya.
SANTO MARKUS digambarkan sebagai singa bersayap (Kebangkitan), karena Injilnya dimulai dengan misi Yohanes Pembaptis, "suara yang berseru-seru di padang gurun" (Mrk 1:3). Markus juga menyatakan daya kekuatan Allah yang ada di dalam Yesus, tetapi daya kekuatan itu tidak tampak karena Ia harus memikul beban dosa umat manusia.
SANTO LUKAS digambarkan sebagai lembu bersayap (Penderitaan), karena Injilnya dimulai dengan Zakaria yang (sementara) tidak bisa omong (Luk 1:20). Seperti sapi yang adalah hewan yang lemah lembut, Lukas menampilkan Yesus sebagai yang lemah lembut bagi manusia, terutama yang lemah.
SANTO YOHANES digambarkan sebagai rajawali (Pengangkatan), karena Injilnya dimulai dengan pengantar berteologi tinggi (Yoh 1:1-18). Injinya menekankan ke-Allah-an Yesus seperti rajawali yang dapat terbang tinggi, agar orang dapat melihat siapa sebenarnya Yesus.
Sedulius, seorang imam dan penyair dari abad kelima, mengungkapkan hal yang sama: "Hoc Matthæus agens, Hominem generaliter implet: Marcus ut alta fremit vox per deserta Leonis: Jura sacerdotis Lucas tenet ore Jubenci: More volens Aquilæ verbo petit Johannes".