Social Icons

SEKILAS TENTANG KISAH PARA RASUL

Kisah Para Rasul merupakan bagian dari Perjanjian Baru yang ditempatkan sesudah rangkaian Injil. Menurut tradisi, kisah itu ditulis oleh Lukas yang juga menulis Injil ketiga. Nama Lukas ini disebutkan dalam tulisan Perjanjian Baru lainnya, di antaranya dalam Kol 4:14; 2Tim 4:11 dan Flm 24. Ia disebut sebagai teman sekerja Paulus.


Lukas merupakan penulis kisah hidup Yesus dan sekaligus juga kisah awal kehidupan dan perkembangan kelompok murid-murid Yesus sebagai satu kesatuan. Kesatuan itu tampaknya sudah diisyaratkan dalam Luk 24:47. Ditegaskan di situ bahwa proklamasi tobat dan pengampunan dosa dalam nama Yesus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Hal ini kemudian diteguhkan dalam Kis 1:8, bahwa kesaksian akan warta gembira itu dimulai di Yerusalem, kemudian dikembangkan ke Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi. Dalam dua teks tersebut skema ilmu bumi tampaknya menjadi pegangan bagi pengolahan kisah Injil dan Kisah Para Rasul.

Menurut gagasan Lukas, Injil adalah kesaksian tentang sabda, karya dan hidup Yesus. Sedang Kisah Para Rasul adalah kesaksian tentang karya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus kepada para murid-Nya. Hal ini menjadi jelas dalam kisah peristiwa Pentakosta yang hanya dikisahkan oleh Lukas (lihat Luk 24:49 dan Kis 1:8). Hanya berkat kekuatan Roh Kudus itulah para murid Yesus sanggup mewartakan kabar gembira Allah bagi semua bangsa di bumi ini. Roh Allah inilah yang mengembangkan karya misi dan kehidupan seluruh jemaat beriman. Hal ini juga disinggung dan direnungkan dalam Yoh 14-16. Bahkan menurut kesaksian Gamaliel, karya misi itu bukan karya manusia melainkan karya Roh Allah ini (Kis 5:38-39).

Tokoh-tokoh Kisah Para RasulTokoh yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul sebetulnya terbatas pada Petrus dan Paulus. Petrus tampil dalam dua belas bab yang pertama sedangkan Paulus tampil dalam enam belas bab sisanya. Dialah yang mengembangkan kehidupan jemaat beriman terutama di lingkungan umat bukan Yahudi (Gal 2:8). Tentu jemaat beriman bukan hanya dikembangkan oleh Paulus. Rekan-rekan sekerja Raulus pasti ikut ambil bagian dalam karya itu. Tetapi bagi Kisah Para Rasul, Paulus adalah simbol karya misi itu. Paulus adalah misionaris bagi kaum beriman bukan Yahudi, sedang Simon Petrus adalah tokoh jemaat Yahudi.

Merenungkan jemaat perdana
Dalam renungannya tentang kehidupan jemaat beriman, Lukas menampilkan jemaat Yerusalem sebagai model atau pola kehidupan jemaat beriman di tempat lain. Sejauh manakah Lukas mengenal jemaat ini bisa dibicarakan. Misalnya kalau jemaat Yerusalem dilukiskan sebagai jemaat yang miskin, tampaknya tidak ada kesaksian lain dalam Perjanjian Baru. Mungkin karena Lukas mau menekankan makna kemiskinan dalam pewartaan kabar gembira. Orang miskin merupakan orang yang terbuka bagi warta gembira Allah! Demikian juga kalau Lukas menggambarkan bahwa kehidupan jemaat rukun. Tampaknya hal ini merupakan suatu ideal, karena kenyataannya memang ada perpecahan dalam awal kehidupan jemaat sebagai tampak dalam kesaksian Paulus dalam surat-suratnya! Kerukunan sebagaimana dikisahkan dalam Kis 15 tampaknya merupakan buah perjuangan yang panjang dalam jemaat untuk saling memahami dan saling menghargai perbedaan yang ada dalam jemaat tersebut.

Lukas menyebut kehidupan jemaat sebagai "jalan". Hal ini tentu bisa dipahami sebagai jalan hidup yang ditempuh orang beriman. Hal ini menyangkut gaya dan cara hidup orang beriman. Bagaimana tepatnya cara dan gaya hidup orang beriman itu tidak dijelaskan. Misalnya siapakah pemimpin dalam jemaat itu, bagaimanakah peranan yang diperlukan dalam jemaat dilaksanakan, semua itu masih kabur. Tentu saja para rasul mempunyai peranan penting sebagai sokoguru jemaat. Tetapi tampaknya juga masih ada kebebasan dalam pengaturan jemaat itu sendiri.

Akhirnya, Kisah Para Rasul menampilkan diri sebagai kesaksian kehidupan jemaat yang masih dan sedang berkembang. Kesaksian itu tentu saja perlu dipahami sungguh sebagai kesaksian, bukan kisah sejarah, bukan juga sekadar kisah omong kosong, melainkan buah sebuah pengalaman rohani yang mendorong orang beriman mewartakan kepenuhan hatinya. Kepenuhan hati itu berkat anugerah Roh Kudus yang dijanjikan Yesus Kristus kepada jemaat.

Bagaimana kita membaca Kisah Para Rasul?
Kita perlu memperhatikan mengapa kisah itu diberi judul Kisah Para Rasul? Kisah - dalam bahasa Yunani "praxis" - menunjuk beberapa unsur, di antaranya adalah tindakan (actions), peristiwa (happenings) atau kejadian (events) tertentu. Dalam bahasa Latin namanya menjadi Acta. Dan kita bisa menangkap istilah itu sebagai laporan sejumlah tindakan penting yang terjadi dalam kehidupan bersama. Akta jual beli tanah, misalnya menunjukkan proses peristiwa jual beli!

Tindakan, peristiwa atau kejadian itu bermuara pada kehidupan para rasul dan jemaat beriman yang percaya kepada Yesus Kristus. Mereka itulah pelaku sejarah kehidupan jemaat Kristen, yang baru kemudian di Antiokhia disebut demikian (lihat Kis 11:26). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Kisah Para Rasul sebetulnya adalah kesaksian tentang kehidupan jemaat beriman sebagai jemaat yang terpanggil, sebagai ekklesia!
Kehidupan Jemaat beriman itu berkembang berkat kekuatan dan dalam Roh Kudus, Roh yang dianugerahkan Yesus yang telah dibangkitkan dalam kemuliaan. Roh inilah yang disebut Roh Kudus, yang memberikan nafas hidup dan gairah perjuangan. Roh itu adalah Roh Yesus Kristus (Rm 8:9).

Membaca Kisah Para Rasul berarti membaca kesaksian iman akan Yesus Kristus, sebagai Putra Bapa di surga, yang mengutus Roh-Nya agar kita bisa menyebut Bapa dan menerima karya penyelamatan-Nya sepanjang zaman, dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi! Membaca Kisah berarti merenungkan karya penyelamatan Allah dalam sejarah kehidupan iman kita