Social Icons

MENGENAL BEBERAPA AJARAN SESAT Dl AFRIKA

Gereja Katolik merupakan suatu Gereja yang satu, kudus dan apostolik. Sungguh suatu karunia yang besar bagi kita karena sampai sekarang Gereja Katolik tetap menunjukkan eksistensinya di dunia ini. Ajaran-ajaran Gereja Katolik tetap kokoh walaupun mendapat rongrongan dari pihak yang anti terhadap Gereja Katolik. Itu terjadi dari sejak Gereja perdana sampai sekarang. Berikut ini ada beberapa ajaran sesat yang pernah muncul di Afrika dan ditentang oleh Gereja Katolik.

Donatisme
Istilah Donatisme berasal dari nama Donatus, seseorang yang pernah menjadi uskup di Kartago, Afrika. Ajarannya muncul pada waktu umat Kristen dikejar dan dengan amat kejam dianiaya di bawah pemerintahan Kaisar Diaklesianus. Di dunia barat, penganiayaan berlangsung dengan lebih hebat antara tahun 303-306, tetapi di dunia timur penganiayaan itu diteruskan sampai tahun 311. Penyebab munculnya bidaah Donatisme ialah pertanyaan: Sikap manakah yang layak terhadap umat Kristen, yang pada waktu penganiayaan tidak setia pada agamanya, yakni menuruti perintah dari pemerintah kafir supaya mereka menyerahkan buku-buku Kitab Suci untuk dibakar? Di antara umat Kristen yang tetap setia itu sebagai pengkhianatan dan penyangkalan iman secara mutlak. Oleh sebab itu, orang Kristen yang tidak setia itu mereka sebut 'pengkhianat' atau  'penyerah',  sedangkan kelompok ekstrim yang tetap setia menganggap dirinya sebagai 'orang murni' dan menurut pendapat mereka, Gereja yang benar terdiri hanya dari orang murni saja. Sampai timbul kaidah-kaidah, bahwa Gereja yang benar hanya terdapat pada orang Afrika Utara yang tetap setia. Di luar itu hanya ada Gereja yang sesat saja.

Akan tetapi, pendapat mereka mengenai Gereja masih ditambahi suatu unsur teologis, sebab mereka menghubungkan ajaran mereka dengan suatu pendirian mengenai sakramen-sakramen, suatu pendirian yang dahulu dianut di Afrika. Menurut pendirian itu, sakramen-sakramen yang diterimakan oleh seorang pejabat Gereja yang berdosa, tak ada artinya atau dengan kata lain: tidak sah. Menurut pendapat mereka, nilai sebuah sakramen tergantung dari kesucian pribadi pejabat yang menerimakannya. Oleh sebab itu, mereka yang beralih dari agama Katolik ke agama Donatus, harus dipermandikan lagi. Kelompok Donatus mewajibkan permandian kedua. 

Asal mula Donatisme dapat ditetapkan pada tahun 312. Alasan langsung yang menyebabkan perpecahan ini adalah penggantian Uskup Mensurius di Kartago. Sebagai penggantinya adalah Diakon Sesilianus, akan tetapi sekelompok orang menentang pilihan itu, sebab menurut pendapat mereka, di antara para uskup yang mentahbiskan Sesilianus itu, terdapat seorang ‘pengkhianat'. Oleh karena itu mereka mengangkat seorang uskup pilihan mereka sendiri. Uskup itu bernama Majorinus. Sejak tahun 313 Majorinus diganti Donatus, yang menjadi otak spiritual dan pemimpin oposisi. Dialah yang memberikan namanya pada ajaran Donatisme. Ajaran ini dengan cepat tersebar di seluruh Afrika Utara dan mengalami keberhasilan yang semakin besar. Boleh dikatakan, bahwa aliran Donatus menjadi agama nasional di Afrika, tidak hanya alasan-alasan agamawi saja yang memainkan peranan, melainkan juga alasan-alasan nasional, politik dan sosial. Dengan demikian agama Katolik di Afrika Utara terpecah menjadi dua kelompok dan dua Gereja yang bermusuhan satu sama lain.

Manikeisme
Istilah Manikeisme berasal dari nama Mani, pendiri aliran itu. Aliran itu tersebar sama luasnya dengan agama Kristen. Mani lahir dari keturunan terkemuka di Parsi pada tahun 216, dan pada tahun 276 ia dihukum mati alas perintah pemerintah Parsi. Mani merasa dipanggil mewartakan suatu agama baru yang akan merangkum semua agama lain. Ia menganggap dirinya sebagai 'meterai para nabi', artinya: nabi yang terakhir dalam deretan nabi seperti Musa, Zarathustra, dan Yesus.
  
Dasar utama ajaran Manikeisme adalah suatu bentuk dualisme yang radikal. Artinya: kenyataan di dunia ini dapat dibagi menjadi dua unsur yang bertentangan satu sama lain: roh dan materi, kebaikan dan kejahatan, terang dan gelap. Pada permulaannya kedua unsur itu terpisah sama sekali, akan tetapi kejahatan telah menyerang kebaikan dan bercampur dengannya. Dan itulah cirinya dunia ini serta ciri sejarah manusia. Menurut Mani, kebaikan itu bersifat pasif, sedangkan kejahatan bersifat amat aktif dan tujuan agama menebus unsur-unsur roh, kebaikan dan terang, yang oleh setan dicampurkan dengan unsur-unsur kejahatan. Penyelamatan itu dapat diperoleh lewat pengetahuan dan ilmu. Seorang manusia yang diterangi pengetahuan, adalah manusia yang bebas. Maka aliran Manikeisme ditandai permusuhan mutlak terhadap materi dan tubuh. Oleh karena itu manusia harus dibebaskan dari materi dan tubuh. Dan Manikeisme menuntut suatu bentuk askese yang amat keras: berpantang dari hubungan seksual, dari daging dan anggur, dari kerja dan milik, serta menuntut dari penganutnya puasa yang amat sering. 

Manikeisme berhasil memikat begitu banyak orang, tentu saja disebabkan oleh kenyataan, bahwa ajaran itu menawarkan suatu jawaban yang sederhana mengenai masalah kejahatan. Seorang manusia yang diterangi pengetahuan, akan mengerti bahwa ia belum bebas. Ia hanya dapat mengidentifikasikan diri dengan unsur yang baik dalam dirinya dan tidak dengan unsur yang jahat, sebab yang jahat berasal dari suatu kekuasaan yang lebih kuat daripada dia sendiri. Dengan demikian, manusia dapat mempertahankan khayalan, bahwa ia hidup di suatu tempat yang indah dan sempurna. Kepercayaan itu yang menjadi sebab kesesatan ajaran ini. 
Manikeisme juga berhaluan  amat rasionalis. Manikeisme menolak Allah yang serba keras seperti dikenal dari Perjanjian Lama. Allah seperti itu dianggap sebagai setan yang jahat, sedangkan para bapak bangsa mereka anggap sebagai manusia durhaka. Manikeisme ingin menemukan jawaban atas masalah-masalah hidup yang paling dalam dengan perantaraan akal budi manusia dan tidak dengan perantaraan kuasa iman.

Arianisme 
Nama aliran ini berasal dari Arius, seorang imam dari Alexandria. Sejak tahun 315, ia mengajarkan bahwa Putra Allah tidak sama dengan Putra Bapa. Ada perbedaan nyata antara keduanya. Putra tidak berasal dari hakekat Bapa, tetapi ia adalah makhluk seperti semua ciptaan lain yang diciptakan dari ketiadaan. Maka Putra itu merupakan bagian dari seluruh ciptaan, biarpun ia ciptaan yang pertama dan paling luhur, yang dengan arti tak langsung bahkan dapat disebut "ilahi". Semua ini berarti Arius secara radikal menyangkal, bahwa Yesus adalah Allah yang benar.

Maksud Arius supaya dengan cara yang demikian ia dapat mempertahankan. ajaran, bahwa hanya ada satu Allah saja dan bukan dua atau tiga Allah. Selain itu Arius hendak dengan lebih jelas menekankan pertalian Kristus dengan kita dan dengan seluruh ciptaan lain.

Ajaran Arius ditolak pada konsili di Nicea tahun 325. Konsili itu memaklumkann kesamaan hakiki antara Bapa dan Putra, dan menyatakan dengan jelas dan tegas, bahwa Putra tidak diciptakan, melainkan lahir dari hakekat Bapa. Betapa parahnya pendirian Arius menyentuh inti iman kristiani menjadi nyata juga bila kita menyadari, bahwa yang dipertentangkan itu tak lain dan tak bukan pertanyaan: apakah Yesus hanya salah satu di antara sekian banyak ciptaan, atau bahwa Ia sungguh-sungguh dengan pribadi-Nya sendiri menjadi pewahyuan Allah.

Aliran Arianisme tersebar luas, antara lain disebabkan kenyataan, bahwa aliran itu sudah berhasil memasuki lingkungan istana kaisar. Perpecahan dan keretakan merajalela di antara umat Kristen dan para uskup. Bahkan ada beberapa konsili yang agak mendukung ajaran Arius. Pengaruh Arianisme mencapai puncaknya pada tahun 359. Dalam Kekaisaran Roma, Arianisme menerima pukulan maut pada tahun 381. Akan tetapi dalam waktu sebelumnya, Arianisme sudah merasuki Bangsa-bangsa Jerman. Oleh sebab itu dapat dimengerti bahwa Bangsa Vandal, yang menaklukkan Afrika Utara pada tahun 429/430, beragama Arianis. Baru ketika Bangsa Frank memeluk agama Katolik pada tahun 496, pengaruh Arianisme itu berakhir.

Pelaglanisme 
Nama aliran ini berasal dari Pelagius, seorang asketis yang lahir di Inggris. Pada tahun 384 ia tiba di Roma, tempat ia sangat dihormati di lingkungan para asketis. Akan tetapi ketika pada tahun 410 Kota Roma diserbu dan diduduki Alarik, Pelagius melarikan diri ke Afrika Utara bersama pembantunya yang utama, Caelestius, seorang bekas pengacara. Pelagius tinggal di situ hanya sebentar saja. Ia tidak berusaha mewartakan ajarannya seperti dilakukan oleh Caelestius.

Isi pokok ajaran Pelagius adalah mengenai hubungan antara kodrat manusia dan rahmat Allah. Gambaran Pelagius mengenai kodrat manusia dan rahmat Allah bersifat amat optimis, bahkan agak terlalu ideal. Menurut dia, kehendak bebas manusia mampu berbuat baik dengan kemampuannya sendiri sebab kodrat manusia pada hakekatnya baik dan dengan kekuatannya sendiri ia dapat memutuskan untuk hidup ke  arah  keselamatannya.  Seandainya  manusia betul-betui menghendakinya, pasti ia akan mampu melaksanakan yang baik yang dikehendakinya tanpa minta pertotongan dari Allah, sebab hal itu tidak pada tempatnya. Sikap itu, menurut Pelagius, merupakan keberanian dan ketegasan kehendak.

Ajaran Pelagius dapat disimpulkan dalam lima pokok:
1. kehendak manusia bebas sama sekali;
2. kodrat manusia pada hakekatnya baik adanya;
3. tidak ada dosa asal, dan permandian anak tidak mutlak perlu;
4. perkawinan merupakan sesuatu yang suci;
5. kecenderungan akan kenikmatan adalah sesuatu yang baik.

Dengan menentang pendirian-pendirian Pelagius itu, Gereja menampilkan diri sebagai pembela rahmat ilahi. Seperti Paulus terus-menerus menjadi korban kelemahannya sendiri, dan bagaimana pertobatannya dicapai hanya dengan pertolongan rahmat ilahi. "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat" (Rm. 7:19). Pemikiran Gereja searah dengan Paulus: kehendak serta kebebasan manusia terlukai oleh kejahatan. Manusia adalah makhluk yang rusak; seluruh dunia harus berjuang melawan pencampuran kebaikan dan kejahatan. Oleh sebab itu harus dikatakan bahwa manusia dan dunia tidak utuh, melainkan baru di tengah perjalanan menuju kesempurnaan. Seandainya manusia itu baik menurut kodratnya, dan mampu menyelamatkan diri sendiri, kita tidak memerlukan Yesus sebagai penyelamat kita. Bahkan anak kecil pun memerlukan penebusan, sebab seluruh bangsa manusia takluk pada dosa asal. Penebusan yang sesungguhnya selalu merupakan rahmat, yaitu anugerah Tuhan. Bahkan jasa-jasa kita pun merupakan rahmat Allah. Rahmatlah yang menjadi sumber harapan manusia.

Pada tahun 411 Caelestius dinyatakan salah oleh sebuah konsili di Kartago. Dalam tahun 415, pertentangan mengenai ajaran Pelagius timbul di Palestina. Di situ ajaran Pelagius dinyatakan benar oleh sebuah sinode. Uskup Roma Innocentius, menjelang wafatnya menyatakan bahwa ajaran Pelagius tidak sesuai dengan ajaran Katolik dan karena itu harus ditolak (417), akan tetapi penolakan itu tidak dirumuskan secara tegas. Kemudian pengganti Innocentius, Paus Zosimus, memulihkan nama baik Pelagius dan Caelestius. Akan tetapi tidak lama. Pada tahun 418 Paus Zosimus pun menyetujui penolakan ajaran itu.

Dan memang, para uskup di takhta penting di Roma berturut-turut menjatuhkan vonisnya terhadap para penganut Pelagianisme dan mencungkil keluar dari anggota Gereja. Mereka mengirim surat kepada semua uskup di Afrika dan gereja-gereja di wilayah timur dan barat dengan berita keputusan, bahwa semua penganut bidaah itu dikeluarkan dari persekutuan Gereja dan karena itu harus dijauhi oleh semua orang Katolik. Ketika Kaisar Honorius mendengar tentang hukuman berat yang dijatuhkan Gereja Katolik atas para penganut bidaah itu, ia menyetujuinya. Ia pun menjatuhkan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan memutuskan, bahwa mereka harus diperlakukan sebagai orang bidaah. 

Oleh sebab itu ada beberapa orang di antara mereka yang kembali ke pangkuan Bunda kita Gereja Kudus yang dahulu mereka tinggalkan. Dan masih terus ada orang lain lagi yang kembali pula, sebab kebenaran iman sejati menjadi semakin nyata dan lebih ampuh daripada
ajaran sesat itu.

Akhirnya, semoga iman kita bertambah kokoh dan berkembang sehingga Allah semakin dimuliakan. Mungkin, ajaran-ajaran sesat tersebut masih ada dalam diri kita walaupun gerakannya sudah tidak ada lagi. Kita kikis semuanya itu dengan bantuan rahmat Allah semata.