
Naskah-naskah kuno
tentang "injil" Barnabas
Terbitan injil Barnabas dalam Bahasa
Indonesia merupakan terjemahan injil Barnabas yang sudah beredar dalam bahasa
asing. Ada tiga terbitan injil Barnabas dalam Bahasa Indonesia: 1. Injil
Barnabas, terjemahan J. Bachtiar, jilid ke-l (1969); 2. Injil Barnabas,
terjemahan dari Bahasa Arab, oleh Husein Abubakar dan Abubakar Basjmeleh; dan 3.
Terjemahan Injil Barnabas, dengan diberi notasi ayat-ayat Qur'an oleh Rahnip
M.B.A.
Jelaslah buku-buku tersebut merupakan
terjemahan dari bahasa asing. Abubakar/Basjmeleh menggunakan injii Barnabas
terbitan Bahasa Arab. Tentu saja terbitan Bahasa Arab tersebut merupakan
terjemahan pula. Besar kemungkinan terbitan bahasa Arab merupakan terjemahan
dari terbitan injil Barnabas dalam Bahasa Inggris. Dan terbitan Bahasa Inggris
itu pun merupakan terjemahan dari naskah dalam Bahasa Italia. Yang belum jelas
apakah untuk terjemahan Bahasa Arab dipakai juga naskah Bahasa Italia.
Terjemahan
Rahnip (terjemahan J. Bachtiar Affandie sukar diperoleh) didasarkan terbitan
injil Barnabas dalam Bahasa Inggris yang merupakan terjemahan bahasa Italia,
seperti dikemukakan dalam "Kata Pengantar" dari buku Rahnip.
Jelaslah semua terbitan itu bersumber pada naskah Bahasa Italia. Terbitan naskah Bahasa Italia dan terjemahan Bahasa Inggris diusahakan oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg pada tahun 1907 (di Oxford, At the Clarendon Press). Naskah Bahasa Italia yang dicetak tahun 1907 dengan terjemahannya dalam Bahasa Inggris, disertai kata pengantar yang kritis, dalam mana dibuktikan kepalsuan "injil" Barnabas. Yang menarik, meskipun terbitan Ragg tersebut digunakan oleh berbagai pihak sebagai dasar terjemahan mereka, namun kata pengantar yang kritis tersebut tidak ikut diterjemahkan. Naskah Bahasa Italia yang dipakai oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg kini disimpan di perpustakaan negara di Wina, Austria.
Jelaslah semua terbitan itu bersumber pada naskah Bahasa Italia. Terbitan naskah Bahasa Italia dan terjemahan Bahasa Inggris diusahakan oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg pada tahun 1907 (di Oxford, At the Clarendon Press). Naskah Bahasa Italia yang dicetak tahun 1907 dengan terjemahannya dalam Bahasa Inggris, disertai kata pengantar yang kritis, dalam mana dibuktikan kepalsuan "injil" Barnabas. Yang menarik, meskipun terbitan Ragg tersebut digunakan oleh berbagai pihak sebagai dasar terjemahan mereka, namun kata pengantar yang kritis tersebut tidak ikut diterjemahkan. Naskah Bahasa Italia yang dipakai oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg kini disimpan di perpustakaan negara di Wina, Austria.
Naskah injil Barnabas terdiri dari 222 pasal.
Kalau diperiksa cara penulisannya, kertas yang dipakai dan cara naskah tersebut
dijilid ternyata naskah itu tidak lebih tua dari pertengahan kedua abad ke-16
sesudah Masehi, karena cara menulis, macam kertas dan cara menjilid tidak
dikenal sebelum masa itu.
Bahasa Italia yang digunakan memperlihatkan
banyak kesalahan. Boleh dikatakan naskah tersebut merupakan campuran dua dialek
Italia, yaitu dialek Tuska dan dialek Venezia. Tetapi banyak juga salah ejaan
yang tak dapat dibenarkan oleh kedua diaiek tersebut. Seorang cendikiawan Spanyol,
Prof. M. de Epalza, membuktikan bahwa banyaknya kesalahan ejaan dalam injil
Barnabas adalah khas bagi seseorang yang menggunakan Bahasa Spanyol sebagai
bahasa ibu. Selain itu naskah injil Barnabas dalam Bahasa Italia bukan terjemahan
dan bahasa lain sebab apabila suatu buku diterjemahkan sering kali bahasa
aslinya masih nampak samar-samar dalam susunan kalimat, gaya bahasanya dan
lain-lain. Dapat dikatakan naskah injil Barnabas yang asli dikarang dalam Bahasa
Italia (Bahasa Italia belum ada pada masa hidup Yesus, dan baru pada abad ke-13
merupakan bahasa tulisan). Yang mencolok ialah banyak catatan dalam bahasa Arab
dengan rnutu yang buruk. Jelas bahwa catatan tersebut ditulis oleh orang yang
sama yang mengarang naskah injil Barnabas tersebut.
Bagaimana naskah tersebut sampai
tersimpan di perpustakaan negara di Wina? Pada tahun 1718 diterbitkan buku
karangan John Toland berjudul "Nazarenus" yang di dalamnya tertulis antara
lain: "Dalam karangan ini terlebih
dahulu dimuat sejarah singkat tentang injil yang baru, yang saya temukan di
kota Amsterdam pada tahun 1709, yakni sebuah injil Islam yang belum pernah
dikenal dan diketahui di antara orang Kristen. Adapun orang yang memberitahukannya
kepada saya (Tuan Cramer, konsul Raja Prusia yang tinggal di Amsterdam),
menerimanya dari perpustakaan pribadi seseorang yang mulia dan berwibawa di
kota tersebut yang selama hidupnya sering mengemukakan penghargaannya atas kitab
tersebut".
Siapakah gerangan orang yang "mulia
dan berwibawa" itu? Gregorio Leti, sejarawan berkebangsaan Italia yang
meninggal tahun 1701, pernah tinggal dan bekerja di Amsterdam. Ia menulis biografi Paus Sikstus V (1585-1590)
dan ia berganti agama menjadi Kristen Protestan, kemudian melarikan diri ke
negeri Belanda dan menjadi sejarawan Kota Amsterdam. Menantunya, seorang ahli
teologi bernama Jean le Cherc (1637-1736) dalam tahun 1718 menulis analisis
tentang injil Barnabas yang dimuatnya dalam kumpulan karangan yang diterbitkannya.
Setelah Leti meninggal, perpustakaannya dilelang. Dari ungkapan negarawan
Cramer dia memperoleh kitab injil Barnabas dari perpustakaan seorang yang baru
meninggal. Cramer kemudian menjual kitab itu kepada Pangeran Eugene dari
Savoye. Dan dari perpustakaan Pangeran Eugene, kitab Barnabas akhirnya pindah
ke perpustakaan negara di Wina dan tersimpan sampai hari ini. Tentang sejarah
naskah injil Barnabas dari akhir abad ke-16 sampai tahun 1700 tidak diketahui
orang.
Di samping naskah dalam Bahasa Italia
ada juga naskah dalam Bahasa Spanyol. Naskah tersebut berasal dari abad ke-18
dan terjemahan dari Bahasa Italia yang dilakukan oleh seorang Muslim berkebangsaan
Spanyol bernama Mustafa de Aranda. Dalam kata pendahuluan naskah Bahasa Spanyol
dikemukakan bahwa naskah Bahasa Italia diketemukan dan dicuri dari perpustakaan
Paus Sikstus V (1585-1590) oleh Fra Marino, seorang rahib Kristen, ketika Paus
sedang tidur sejenak di perpustakaannya. Setelah naskah itu dibacanya, Fra
Marino menganut agama Islam. Tetapi cerita itu merupakan isapan jempol belaka
sebab dalam injil Barnabas sendiri terdapat cerita semacam itu (pasal 191 dan
192). Dalam pasal-pasal tersebut, ahli Taurat menceritakan kepada Yesus bahwa
ia pernah melihat kitab yang sungguh-sungguh kitab Musa, yang ditulis oleh Musa
dan Yosua, yang di dalamnya dinyatakan bahwa Ismael adalah ayah Sang Mesias;
akan tetapi imam agung yang menyaksikan percakapan itu melarangnya untuk membaca
kitab tersebut. Ada kemungkinan bahwa pasal 191 dan 192 memberikan gambaran
pribadi tentang pengarang injil Barnabas! Apalagi pengarang injil Barnabas
adalah seorang kelahiran Spanyol dan dalam kata pendahuluan naskah Spanyol disinggung
juga tentang Paus Sikstus V (akhir abad ke-16). Jadi besar kemungkinan kedua
naskah tersebut dikarang oleh orang yang sama.
Kesimpulannya ada dua naskah kuno injil
Barnabas: yang satu isinya lengkap, dikarang dalam Bahasa Italia dan berasal
dari abad ke-16; yang lain tidak lengkap dan merupakan terjemahan dalam Bahasa
Spanyol dari abad ke-18. Kedua naskah tersebut jauh lebih muda dari Kitab Suci
Perrjanjian Lama dan Perjanjian Baru!
Kapan "injil"
Barnabas dikarang?
Sesudah keempat Injil yang dimuat dalam
Perjanjian Baru, beredar macam-macam kitab di dalam Gereja Purba tetapi tidak
diakui Gereja sebagai kitab yang dikanonisasi, seperti injil Thomas, injil
Petrus dan lain-lain. Kitab-kitab tersebut tidak dikarang oleh Thomas, Petrus
dan lain-lain. Kitab-kitab tersebut ditulis jauh kemudian daripada keempat
injil. Tetapi dalam Gereja Purba pernah disebut injil Barnabas sebagai salah
satu kitab yang tidak merupakan kanon. Daftar kitab yang memuat buku-buku yang
bukan kanon, termasuk injil Barnabas, dibuat pada abad VI sesudah Masehi.
Tetapi injil Barnabas pada abad VI
tersebut tidak sama dengan injil Barnabas yang kita bicarakan. Jadi melalui
jalan ini tidak dapat diteliti kapan injil Barnabas ditulis. Kita harus
menyelidiki isi injil Barnabas untuk menelusuri apakah ada tanda-tanda yang
dapat menerangkan tanggal terjadinya injil Barnabas. Apakah yang menarik perhatian
kita kalau isinya diselidiki?
1. Pengarang injil Barnabas pasti
bukan orang semasa Yesus, yang mengikuti Yesus sebagai murid.
Hal tersebut terbukti antara lain sbb:
·
Dalam judul injil Barnabas, dan juga di tempat
lain Yesus disebut "Kristus", akan tetapi dalam pasal 96 Yesus
menolak Ia adalah Mesias. Jadi pengarang tidak tahu bahwa "Kristus"
adalah terjemahan Bahasa Yunani dari kata Ibrani/Aram "Mesias" yang sama
artinya.
·
Menurut pasal 3 Yesus dilahirkan waktu Pilatus
memerintah atas Yudea. Sebenarnya Pilatus menjadi gubernur pada tahun 26/27 SM,
ketika Yesus berumur ± 30 tahun.
·
Dalam pasal 91 dikemukakan bahwa di wilayah
Yudea ada 600.000 tentara. Hal ini mustahil sebab di seluruh daerah jajahan
Romawi jumlah tentaranya tidak melebihi 300.000 orang.
·
Dalam pasal 20 diceritakan Yesus
"berlayar" ke Nazaret. Hal tersebut mustahil sebab Nazaret tidak
dapat dicapai dengan kapal.
·
Selama 40 hari Yesus dan murid-murid-Nya
pergi ke bukit Sinai untuk melakukan syariat puasa 40 hari, Seolah-olah masa
puasa semacam itu sudah menjadi adat-istiadat pada zaman Yesus (pasal 91 dan
92).
2. Pengarang hidup sesudah Nabi
Muhammad.
Muhammad yang hidup beberapa abad sesudah Yesus,
oleh Yesus disebut dan ditunjuk sebagai Mesias (pasal 44 dan 97). Ayat-ayat tersebut
membuat Yesus menjadi Yohanes Pembaptis, yang memaklumkan Sang Mesias. Karena
itu Yohanes Pembaptis tidak pernah disebut-sebut dalam injil Barnabas!
Juga dalam pasal-pasal lain teriihat pengaruh Islam.
Dalam pasal 39, kalimat syahadat (“Tiada Tuhan melainkan Allah" dan
"Muhammad Rasul Allah") ditulis pada kedua kuku ibu jari tangan Adam,
setelah kalimat syahadat itu dilihatnya tertulis di angkasa. Menurut injil
Barnabas Yesus bukan Anak Allah (pasal 48, 98, dan 222). Yesus diutus hanya
kepada Israel saja, sedangkan amanat Muhammad adalah untuk segala bangsa (pasal
82), anak Abraham yang harus dipersembahkan sebagai korban penyembelihan adalah
Ismael, bukan Ishak (pasal 44), injil Barnabas menegaskan pandangan Islam bahwa
kelak akan dikarang kitab suci yang akan membersihkan kitab suci yang lebih dulu
ditulis dari segala kerusakan (pasal 124, bandingkan pasal 44, 191, dan 192).
Pada bagian akhir injil Barnabas dimuat bahwa Yudadaslah yang disalibkan,
bukannya Yesus (pasal 221).
Jadi pengarang injil Barnabas hidup setelah Muhammad
yang wafat tahun 632.
3. Injil Barnabas pasti dikarang sesudah
tahun 1300
Dalam pasal 82 Yesus berbicara dengan wanita Samaria
tentang tahun Yobel, yang dirayakan sekali dalam 100 tahun. Menurut Perjanjian
Lama (Im. 28:8-55;27:16-25), tahun Yobel dirayakan sekali dalam 50 tahun.
Ketentuan itu tidak diubah oleh Yesus. Baru pada tahun 1300 oleh Bonifasius
VIII diperintahkan tahun Yobel dirayakan sekali dalam 100 tahun. Akan tetapi
oleh Paus Klemens VI pada tahun 1343 ditetapkan tahun Yobel dirayakan setiap 50
tahun. Jadi pengarang injil Barnabas tahu tentang ketentuan masa 100 tahun untuk
merayakan tahun Yobel dan dengan tidak disadarinya dinyatakan seolah-olah ditetapkan
oleh Yesus.
Dalam pasal 3, kita baca Yesus dilahirkan oleh Maria
"tanpa merasa sakit"; ini tidak ditulis dalam Perjanjian Baru, namun
mendapat perhatian pada Abad Pertengahan.
Dalam pasal 194, Lazarus dan kedua adik perempuannya
digambarkan memiliki dua desa. Hal ini pun merupakan gambaran keadaan Abad
Pertengahan. Pada zaman Yesus mustahil seorang memiliki desa.
Dalam sembahyang di malam hari (pasal 61) Yesus
memakai ungkapan dari 1 Ptr 5:8 “.... si Iblis berjalan keliling sama seperti
singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya", sebagaimana
lazim dipakai dalam sembahyang malam pada Abad Pertengahan.
Jadi dapat kita pastikan injil Barnabas dikarang antara
tahun 1300 dan akhir abad ke-16 yakni waktu naskah berbahasa Italia ditulis.
Dengan demikian jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan Injil-lnjil
Perjanjian Baru.
Siapakah pengarang injil
Barnabas dan di manakah ditulisnya?
Pasti orang tersebut hidup antara tahun
1300-1600. Orang tersebut mengenal isi baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru, meskipun tidak sempurna. Orang tersebut juga mengenal ajaran Islam, hidup
di Spanyol dan Italia dan mempunyai hubungan dengan Gereja.
Pada zaman itu (1300-1600), di Spanyol
dan di Italia, keadaan orang Yahudi dan orang Islam sangat menyedihkan karena
penganiayaan pihak Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi. Banyak
orang Yahudi dan Islam dipaksa menjadi Kristen. Dan mereka diawasi pula apakah berganti
agama secara serius. Penganiayaan itu mencapai puncaknya pada akhir abad ke-16!
Kemungkinan pemalsuan injil itu dikarang
oleh orang yang dipaksa masuk agama Katolik Roma, dan dengan demikian ia
membalas dendam atas segala sesuatu yang dideritanya. Pada akhir abad ke-16
beberapa pemalsuan injil beredar di Spanyol. Kitab-kitab itu dikarang dalam Bahasa
Arab dan dikatakan berasal dari rasul-rasul Yesus. Spanyol digemparkan oleh
kitab-kitab tersebut. Naskah-naskah tersebut dikarang oleh Alonso de Castillo
dan Miguel de Luna, kedua-duanya juru bahasa dari golongan Morisko. Kelompok
Morisko adalah pemeluk agama Islam yang dipaksa berganti agama. Namun hal
tersebut dilakukan lahiriah saja. Di samping itu terdapat golongan Marrano, yakni
orang Yahudi yang dipaksa masuk Katolik.
Pada akhir abad ke-16 banyak orang di
Spanyol yang dipaksa berganti agama, melarikan diri ke Italia. Paus Sikstus V
sangat giat menganiaya orang yang belum berganti agama di Venesia, Italia pada
tahun 1558-1568. Apakah mungkin pengarang injil Barnabas berasal dan golongan
Morisko atau Marrano?
Seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya
banwa injil Barnabas mempunyai latar belakang Spanyol, ejaan Bahasa Italia
dipengaruhi Bahasa Spanyol, orang yang berganti agama dan memeluk agama Islam
seringkali mengganti namanya dan banyak orang Morisko dan Marrano melarikan
diri dari Spanyol ke Italia, sehingga Fray Marin dan Mustafa de Aranda adalah
orang yang sama. Dan dialah pengarang injil Barnabas. Memang kepastiannya tidak
dapat dikuatkan.
Tetapi ada bukti lain, bahwa dalam
naskah Bahasa Spanyol Mustafa de Aranda melarikan diri ke Istambul (Turki).
Peristiwa itu mungkin dapat memberikan kejelasan atas fakta bahwa catatan-catatan
dalam Bahasa Arab yang terdapat pada pinggiran naskah berbahasa Italia
memperlihatkan pengaruh Turki.
Apakah dalam keseluruhan injil Barnabas
masih dapat ditempatkan juga unsur-unsur Yahudi? Salah satu unsur Yahudi ialah
penyangkalan bahwa Yesus adalah Mesias/Almasih (pasal 42 dan 96) akan tetapi
tidak disangkal dalam Alkitab maupun Qur'an. Kisahnya mungkin begini: seorang
Yahudi berkebangsaan Spanyol dipaksa memeluk agama Katolik Roma, kemudian ia
berkenalan dengan agama Islam lalu memeluk agama Islam, sebagaimana banyak
orang lain dia meninggalkan Spanyol dan pergi ke Bologna (Italia) dan di kota
itu dikarangnya injil Barnabas baik dalam Bahasa Italia dan Spanyol. Walaupun
uraian di atas tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara mutlak, namun bermacam-macam
unsur dalam injil Barnabas dapat dijelaskan.
Isi "injil"
Barnabas
Kitab injil Barnabas lebih tebal dari
kitab-kitab Injil Perjanjian Baru. Injil Barnabas terdiri dari 222 pasal yang
mengingatkan kita pada kitab Diatessaron yang timbul dalam sejarah Gereja.
Kitab diatessaron adalah kitab yang rnenggabungkan bahan-bahan dari keempat
Injil. Dan memang kitab diatessaron dikarang dalam Bahasa Venesia dan dalam dialek
Tuska yang terdapat di Bologna.
Injil Barnabas sebagian terdiri dari
bahan-bahan dalam keempat Injil Perjanjian Baru dan berkaitan dengan beberapa
diatessaron bahasa-bahasa Italia, terutama pasal 1-9. Dalam injil Barnabas
pasal 1-9 berturut-turut kita baca tentang: pemberitahuan tentang kelahiran
Yesus, mimpi Yusuf, sensus penduduk, kelahiran Yesus, para gembala, Yesus
disunat, para majus, mimpi para majus, Yesus diserahkan kepada Tuhan di Bait
Allah, pembunuhan kanak-kanak di Betlehem, pengungsian ke Mesir, dan tindakan
Yesus di Bait Allah (NB: gabungan Injil Matius dan Injil Lukas).
Dalam pasal 9, kita baca tentang segala
macam kejadian lain dari hidup Yesus dan ajaran Yesus dengan tekanan pada
ajaran Yesus. Isinya kurang lebih dua pertiga diambil dari keempat Injil, misalnya:
Yesus menyembuhkan orang kusta (pasal 11), Yesus memilih 12 rasul (pasal 14),
perlunya membayar pajak (pasal 31), dst.
Bagian-bagian lain ada juga yang tidak
mempunyai ikatan dengan Injil-lnjil Perjanjian Baru, misal: pasal 22 (keadaan
yang menyedihkan dari orang yang tidak disunat: seekor anjing lebih baik daripada
mereka), pasal 26 (percakapan Abraham dengan ayahnya), pasal 35 (tentang
terjadinya pusat: setan meludahi manusia, dan Gabriel membuang ludah itu dan
terjadilah pusat), pasal 19 (di antara 10 orang kusta yang disembuhkan terdapat
seorang Ismael), pasal 192 (kitab Torah dikarang Ismael), dan pasal 212 (Allah
adalah Allah Abraham, Ishak dan Ismael).
Isi pasal-pasal terakhir banyak berbeda
dengan keempat Injil. Sesudah perjamuan Paskah dan pengkhianatan Yudas, Yesus
mau ditangkap. Ketika serdadu-serdadu mendekati Yesus, "tibalah para
malaikat kudus dan diambilnya Yesus dari jendela yang menghadap ke sebelah
selatan. Diangkatnya Yesus dan diletakkannya di surga yang ketiga di tengah-tengah
para malaikat yang memuji-muji Allah untuk selama-lamanya" (pasal 215). "Dan
berubahlah wajah Yudas menjadi wajah Yesus, sehingga Yudas ditangkap dan
disalibkan, padahal disangka Yesus yang dibunuh! Ketika Yudas meninggal dan
dikubur, para murid Yesus datang dan mencari mayat Yudas, karena disangkanya
tubuh Yesus" (pasal 218). Dalam pasal 219 Yesus menampakkan diri kepada
ibu-Nya dan beberapa orang lain. Dalam pasal 220 Yesus berbicara kepada
Barnabas, katanya: "Meskipun aku tiada bersalah di dunia, aku disebut
'Allah' dan Anak Allah', maka supaya aku tidak akan diejek oleh setan-setan pada
hari kiamat, Allah berkehendak agar aku diejek oleh manusia dengan matinya Yudas
yang dikira akulah yang telah mati di salib. Dan ejekan itu akan terus
berlangsung sampai datangnya Muhammad Rasul Allah, yang apabila ia datang akan
mengungkapkan penipuan kepada mereka yang percaya akan syariat Allah"
(Ayat ini aneh sekali. Andaikata injil Barnabas dikarang pada abad pertama,
pengarangnya sudah tahu kitabnya akan tersembunyi sampai datangnya Muhammad.
Lalu mengapa kitabnya itu ditulis?). Dalam pasal 221, Yesus diangkat ke surga
oleh empat malaikat, dan dalam pasal terakhir, pasal 222, berisi serangan atas
mereka yang menyebut Yesus Anak Allah seperti dilakukan oleh Paulus.
Berbeda dengan Injil-lnjil dari
Perjanjian Baru, dalam injil Barnabas, Barnabas merupakan salah satu dari 12
murid (pasal 14; 100), bahkan seorang murid yang dengannya Yesus mengadakan
percakapan-percakapan khusus (pasal 112; 221). Dalam Perjanjian Baru, Barnabas
tidak termasuk orang-orang di sekitar Yesus. Baru sesudah kebangkitan Yesus
(Kis. 4:36 dst), kita dengar seorang bernama Barnabas, namun orang itu tidak
disebut dalam keempat Injil. Jadi di sini pun kita lihat adanya kekeliruan
sejarah dalam injil Barnabas.
Penutup
Semoga dengan tulisan ini, kita umat
Kristiani mendapat kelegaan. Isi tulisan ini merupakan informasi dan digali
dari studi sehingga isinya bisa diandalkan, bisa menjadi penerang kita dalam kesimpangsiuran
dan kekalutan mengenai buku yang disebut “Injil” Barnabas.
Jadi meskipun injil Barnabas mengandung
banyak bahan dari Injil-lnjil Perjanjian Baru, jelaslah arah pokoknya dan
tujuan utama injil Barnabas berlainan sekali dengan arah dan tujuan keempat Injil.
(Disarikan dari buku
"Seluk Beluk Buku Yang Disebut 'Injil' Barnabas" karangan Drs. B.F.
Drewes dan Drs. J. Slomp, terbitan Kanisius dan BPK Gunung Mulia)