Paus Fransiskus
telah memilih coat of arms-nya. Coat of arms-nya
tidak berbeda jauh dengan yang digunakannya saat ia masih Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. Hanya bagian atas coat of arms-nya diubah untuk mengikuti aturan lambang
kepausan, yaitu tambahan latar belakang biru bersama dengan mitra, dua kunci emas dan perak yang
bersilangan, dan tali merah, simbol tugas kepausannya, seperti pendahulunya Paus Benediktus XVI.
Lencana
Serikat Yesus, ordo di mana Paus Fransiskus menjadi anggotanya, ditempatkan
pada bagian atas tengah perisai. Lencana yang paling menonjol tersebut berupa gambar matahari bersinar dengan huruf IHS (= Yesus Penyelamat Manusia) berwarna merah di tengahnya. Sebuah salib diletakkan di atas huruf H dan tiga paku berwarna hitam
diletakkan di bawahnya.
Di sisi kiri bawah perisai ada gambar bintang bersegi delapan, yang menurut tradisi pewartaan melambangkan Santa Perawan Maria, Bunda
Yesus dan Bunda Gereja. Sedangkan
di sisi kanan bawah perisai ada gambar bunga narwastu (Italia : nardo) yang
beraroma yang melambangkan Santo
Yosef, Pelindung Gereja semesta. Berdasarkan tradisi ikonografi Hispanik, Santo Yosef
memang digambarkan memegang sebuah dahan bunga narwastu di tangannya. Dengan menempatkan kedua gambar itu
dalam coat of arms-nya, Paus
Fransiskus mau mengungkapkan devosi khususnya kepada Santa Perawan Maria
dan Santo Yosef.
Mitra berwarna perak memiliki tiga garis lebar berwarna emas yang melambangkan hirarki, yurisdiksi dan magisterium, dan pita vertikal berwarna emas menghubungkan tiga garis lebar tersebut untuk menunjukkan persatuan mereka dalam pribadi yang sama.
Dua kunci yang saling bersilangan telah menjadi bagian dari lambang kepausan selama berabad-abad dan melambangkan kuasa Kristus yang diberikan kepada Rasul Petrus dan para penerusnya. Lambang kepausan menggunakan kunci emas untuk mewakili kuasa di sorga dan kunci perak untuk menunjukkan kuasa rohani kepausan di bumi. Tali merah yang menyatukan dua kunci menunjukkan ikatan antara dua kuasa tersebut. Sedangkan, pallium (semacam syal yang terbuat dari wol) berwarna merah melambangkan kuasa Uskup Roma.
Moto Paus Fransiskus adalah “Miserando Atque Eligendo” ("Rendah Hati dan Terpilih”") yang diambil dari homili Santo Beda Venerabilis (seorang Pujangga Gereja, biarawan dan sejarahwan yang hidup di Biara Benediktin Santo Petrus dan Paulus di Wearmouth, Inggris. Dante Aligheri, penulis ternama Italia, mengutip dirinya dalam karyanya yang terkenal Divina Commedia), dalam Om. 21, CCL 122, 149-151, yang mengomentari panggilan Santo Matius oleh Yesus dalam Mat 9:9-13 : “Vidit ergo lesus publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me” (Yesus melihat seorang pemungut cukai dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku). Homili Santo Beda, yang dibacakan pada Pesta Santo Matius, adalah sebuah penghormatan terhadap kerahiman ilahi Yesus Kristus dan bermakna bagi Bapa Suci dalam perjalanan rohaninya. Setelah melakukan pengakuan dosa pada Pesta Santo Matius tahun 1953, Jorge Bergoglio muda berusia 17 tahun mengalami secara khusus kehadiran Allah yang Mahakasih dalam hidupnya. Hatinya tersentuh oleh pancaran kerahiman Allah yang dengan kasih yang lembut memanggilnya ke dalam hidup religius mengikuti teladan Santo Ignasius dari Loyola. Setelah terpilih sebagai uskup, Uskup Bergoglio, dalam pengenangan akan peristiwa yang memulai pengabdiannya yang penuh kepada Allah dalam Gereja, memutuskan untuk memilih sebagai moto dan cara hidupnya, ungkapan Santo Beda “miserando atque eligendo” yang juga ia pilih untuk coat of arms pontifikasinya.