Apa yang dimaksud Syahadat? Syahadat
adalah rumusan singkat mengenai pokok-pokok keyakinan Kristiani. Dalam Gereja Katolik
dikenal dua rumusan, yaitu Syahadat Singkat (Syahadat Para Rasul) dan Syahadat
Panjang (Syahadat Nicea-Konstantinopel). Syahadat Para Rasul diawali dengan
pernyataan “Aku percaya”, yang dalam Bahasa Latin berbunyi “Credo”. Oleh karena
itu Syahadat seringkali disebut Credo.
Karena Syahadat berisi dua belas butir
kepercayaan, pada abad IV muncul legenda mengenai asal usul Syahadat Singkat.
Diyakini, pada Hari Pentakosta, setelah menerima pencurahan Roh Kudus, para
rasul mengucapkan butir-butir keyakinan itu secara berurutan, masing-masing satu
butir. Karena itu, syahadat ini disebut Syahadat Para Rasul. Walaupun tidak
dapat diterima secara historis, legenda ini mengungkapkan keyakinan bahwa rumusan
itu disusun berdasarkan ajaran para rasul.
Hal ini dianggap kewajaran karena seluruh
isi iman akan Yesus memang berasal dari para rasul. Mereka adalah saksi mata
kehidupan dan pengajaran Yesus. Kemudian mereka memberitakan injil, membentuk
banyak jemaat, dan membinanya. Dalam hal ini mereka menggunakan ajaran dan teladan
yang telah mereka dengar dan lihat dari Yesus. Ajaran para rasul itulah yang
kemudian diajarkan dari generasi ke generasi dalam Gereja dan ditulis menjadi Kitab
Suci. Syahadat dapat dipahami sebagai ringkasan atau intisari dari isi iman
yang diajarkan oleh para rasul itu dan menjadi pegangan iman para anggota
Gereja.
Dalam pengajaran para calon baptis,
Syahadat menjadi hal mutlak yang harus diajarkan. Ketika calon baptis telah
percaya kepada Kristus, maka ia menerima Sakramen Baptis, dan mengucapkan syahadat
untuk mengungkapkan kepercayaannya itu. Dalam doa-doa dan sakramen lain, umat
juga mengucapkan syahadat.
Sejak abad V beberapa negara di Gereja
Barat (Gereja Katolik Roma) mempergunakan Syahadat Singkat dalam Liturgi
Ekaristi dan Baptis. Pada abad XI Paus Benediktus VIII menetapkan agar Syahadat
Panjang digunakan dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu dan Syahadat Singkat
digunakan dalam Liturgi Baptis di seluruh Gereja Barat. Sesudah Konsili Vatikan
II, kedua syahadat itu boleh dipergunakan dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu
dan Hari Raya.
Syahadat Singkat
Syahadat Singkat yang kita pergunakan
sekarang tidak persis sama dengan bentuk awalnya. Bentuk awal Syahadat Singkat
itu biasanya disebut Syahadat Roma, untuk membedakannya dari Syahadat yang kita
pergunakan sekarang. Syahadat Roma sudah dipergunakan pada abad II di Roma
dalam Bahasa Yunani. Teks Syahadat Roma itu ditemukan dalam tulisan Marcellus dari
Ancyra (Turki), dari tahun 341. Terjemahan Latinnya ditemukan dalam tulisan
Rufinus dari tahun 390. Rupanya ia membuat perbandingan antara Syahadat Roma
dengan syahadat yang berlaku di Gerejanya sendiri, yakni Gereja Aquileia, di
Italia Utara.
Perbedaan antara Syahadat yang ada
sekarang dengan bentuk awalnya ini muncul karena adanya penambahan beberapa
kata yang terjadi dalam perjalanan waktu. Misalnya, frasa "yang turun ke
tempat penantian" ditemukan pada teks yang dibuat oleh Rufinus dan gelar
"Pencipta langit dan bumi" muncul dalam teks dari tahun 650 yang
ditemukan di Prancis.
Syahadat Roma
|
Syahadat sekarang
|
|
1
|
Aku
percaya akan Allah, Bapa Yang Mahakuasa.
|
Aku
percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi.
|
2
|
Dan
akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
|
Dan
akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
|
3
|
Yang
dilahirkan dari Roh Kudus dan Perawan Maria,
|
Yang
dikandung dari Roh Kudus dilahirkan oleh Perawan Maria.
|
4
|
Yang
disalibkan dalam pemerintahan Pontius Pilatus, dan dimakamkan,
|
Yang
menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan wafat dan
dimakamkan, yang turun ke tempat penantian,
|
5
|
Pada
hari ketiga bangkit dari antara orang mati,
|
Pada
hari ketiga bangkit dari antara orang mati
|
6
|
Yang
naik ke surga, duduk di sebelah kanan Bapa.
|
Yang
naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa.
|
7
|
Dari
situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati.
|
Dari
situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati.
|
8
|
Dan
akan Roh Kudus,
|
Aku
percaya akan Roh Kudus,
|
9
|
Gereja
yang kudus,
|
Gereja
Katolik yang kudus, persekutuan para kudus
|
10
|
Pengampunan
dosa,
|
Pengampunan
dosa,
|
11
|
Kebangkitan
badan,
|
Kebangkitan
badan,
|
12
|
Kehidupan
kekal. Amin
|
Kehidupan
kekal. Amin.
|
Syahadat Panjang
Mengapa ada Syahadat Panjang ? Pada abad
IV seorang imam dari Aleksandria yang bernama Arius menentang keilahian
Kristus. Ia menyatakan bahwa Yesus bukanlah Allah dan hanya manusia ciptaan
Allah (Bapa). Karena pengaruh ajarannya menyebar di banyak tempat, para
pemimpin Gereja membahasnya dalam sebuah konsili yang diselenggarakan pada
tahun 325 di Nicea. Dalam konsili ini ditegaskan bahwa Kristus itu adalah Allah
dan sehakikat dengan Bapa. Keputusan Konsili Nicea ini diteguhkan dalam Konsili
Konstantinopel (381).
Penegasan yang dilakukan dalam dua
konsili ini dilakukan dengan menambahkan pada Syahadat Roma pernyataan-pernyataan
mengenai Bapa, Yesus, dan Roh Kudus. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
keyakinan akan jatidiri Yesus yang memiliki dua kodrat (Allah dan manusia)
serta keyakinan akan Allah Tritunggal. Dengan demikian, terbentuklah satu
syahadat baru, yaitu Syahadat Nicea-Konstantinopel, yang biasa disebut Syahadat
Panjang. Tambahan dalam Syahadat Nicea-Konstantinopel dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini.
Syahadat Roma
|
Syahadat Nicea-Konstantinopel
|
Aku
percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi
|
Aku
percaya akan satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi dan
segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan
|
Dan
akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita
|
dan
akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa
sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari
Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala
sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk
keselamatan kita.
|
Aku
percaya akan Roh Kudus
|
Aku
percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan
Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan
perantaraan para nabi.
|
Struktur
Syahadat Para Rasul terdiri dari dua
belas butir keyakinan Kristiani. Kedua belas butir itu dapat dibagi dalam dua
bagian. Bagian pertama (I-VIII) mengungkapkan keyakinan mengenai Allah
Tritunggal dan bagian kedua (IX-XII) mengenai karya penyelamatan yang
dikerjakan oleh Allah.
Butir I berbicara tentang Pribadi
Pertama Tritunggal, yaitu Allah Bapa yang dalam kemahakuasaan-Nya menciptakan
langit dan bumi. Butir II sampai dengan VII berkenaan dengan keyakinan akan Pribadi
Kedua Tritunggal, yaitu Yesus Kristus. Keenam butir tersebut menyatakan
siapakah Yesus Kristus (II), bagaimana Ia datang ke dalam dunia (III), karya
utama yang dikerjakan-Nya selama di dunia (IV-V), kembalinya Yesus ke surga
(VI), dan kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman (VII). Butir VIII mengungkapkan
keyakinan akan Pribadi Ketiga Tritunggal, yaitu Roh Kudus.
Orang-orang yang percaya pada Allah
Tritunggal sebagaimana dinyatakan oleh Yesus Kristus itu membentuk komunitas yang
disebut Gereja. Butir IX berbicara mengenai Gereja yang mempunyai sifat katolik
dan kudus. Orang-orang yang percaya pada Kristus itu yakin akan karya
penyelamatan yang dilakukan-Nya dengan pengurbanan yang dilakukan-Nya di kayu
salib, Pengurbanan Yesus tersebut membawa pengampunan dosa bagi seluruh umat
manusia (X). Karena manusia telah diampuni dosa-dosanya, mereka layak tinggal bersama
Allah yang kudus. Inilah keselamatan yang dinantikan oleh seluruh umat manusia.
Orang yang percaya pada Kristus akan dibangkitkan dari kematian (XI) dan akan
menikmati kebahagiaan dalam kehidupan kekal (XII).