Social Icons

SOSOK IBU DALAM KITAB KEJADIAN DAN KELUARAN

Di dalam teks Kitab Suci Perjanjian Lama yang bernuansa laki-laki (patriarkal), kita masih dapat menjumpai arus balik yang kuat. Arus balik tersebut menegaskan keberadaan perempuan, yang dinyatakan dalam kisah tentang keberanian, kekuatan, iman, talenta dan jasa kaum perempuan. Kisah-kisah tersebut cukup menggoyahkan asumsi dan bias kebapakan yang mendominasi Perjanjian Lama. Dari sejumlah perempuan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, yang patut digarisbawahi adalah sosok ibu. Sekilas sosok ibu bukanlah sosok yang paling menarik dibanding sejumlah besar perempuan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Ibu rupanya dianggap orang yang biasa-biasa saja, bukan pemeran utama kisah Perjanjian Lama. Namun, jika kita lebih mendalami Perjanjian Lama, sosok ibu bukanlah sosok yang biasa-biasa saja. Sebagaimana yang kita kira. Ternyata pengaruh mereka sangat besar. Memang kejadian-kejadian penting dalam tradisi Perjanjian Lama dialami oleh kaum laki-laki. Tetapi di balik kejadian-kejadian tersebut, justru kaum perempuan yang menggerakkan dan mengendalikannya. Sebagai contoh, kisah-kisah keibuan dalam Kejadian Bab 12 dan 36 yang menceritakan bahwa anak-anak yang menjadi terkenal merupakan gambaran diri Israel dan ibu mereka yang bertanggung jawab terhadap pembentukan diri anak-anak tersebut.

APAKAH PARA USKUP ADALAH PENGGANTI PARA RASUL?

Pertama-tama, harus kita bedakan sebutan yang sering kali muncul yaitu “Kelompok Kedua Belas” dan “Para Rasul”. Sebutan yang lebih dulu muncul adalah “Kelompok Dua Belas”, yaitu kelompok orang yang dipilih Yesus semasa hidup-Nya. Mereka dipilih untuk melambangkan pembaharuan Israel. Mereka itu duduk di atas singgasana untuk mengadili 12 suku Israel (Mat 19:28; Luk 22:30). Di situlah sekali Yesus berbicara mengenai pelambangan 12 suku Israel yang diperbaharui oleh “Kelompok Dua Belas”. Mereka merupakan sosok eskatologis, sebagaimana ditunjukkan oleh peranan mereka sebagai hakim yang duduk di atas singgasana surgawi. Hal tersebut diungkapkan oleh Paulus. Paulus melukiskan mereka sebagai kelompok yang aktif dalam informasi sekitar Gereja muda di Yerusalem (1 Kor 15:5). Mereka dianggap sebagai bagian dari pengadilan yang diharapkan terjadi di Yerusalem, di Bukit Zaitun (Kis 1:11-12; Za 14:4-5). Di antara anggota “Kelompok Dua Belas” itu yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul giat bekerja di luar Yerusalem hanyalah Petrus dan Yohanes (Gal 2:1;1 Kor 1:12;9:5).